Lempar Cakram - Materi kali ini berisi 9 hal penting dalam olahraga atletik lempar cakram yang meliputi berbagai informasi seperti lapangan lempar cakram, teknik, pengertian, cara memegang sampai sejarah lempar cakram.
Kiranya 9 poin yang akan dibahas memuat segala macam informasi penting tentang olahraga atletik lempar cakram yang berguna bagi kamu yang sedang ingin belajar olahraga lempar cakram atau mengerjakan tugas sekolah tentang materi lempar cakram.
Apa sih yang dimaksud dengan cakram dalam olah raga lempar cakram?
Teman-teman tahu pesawat ufo yang berbentuk piringan terbang?
Kira-kira seperti itulah bentuk cakram dalam lempar cakram.
Namun tentunya besar cakram tidak sebesar pesawat ufo, melainkan versi mungilnya, yakni lingkaran cakram dengan diameter 22 cm (standard untuk atlet putra) dan 18 cm (standar untuk atlet putri).
Untuk detail informasi tentang cakram akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Nah, pada bagian ini, kita akan fokus pada pengertian dari lempar cakram terlebih dahulu sebelum merambah ke seluk beluk lainnya mengenai lempar cakram.
Singkat cerita, lempar cakram adalah salah satu cabang olah raga atletik pada nomor lempar dimana sang atlet harus melempar cakram sebanyak maksimal 3 kali dalam setiap pertandingan untuk memperoleh jarak lempar terjauh pada lapangan khusus lempar cakram dengan aturan yang berlaku.
Nah, cukup jelaskah tentang pengertian lempar cakram?
Tapi tentu hal ini tidak cukup untuk memahami olah raga lempar cakram yang sesungguhnya, maka silahkan meneruskan membaca informasi selengkapnya pada beberapa poin selanjutnya.
via olympic.org
Sebagaimana telah disinggung dibagian sebelumnya, lempar cakram merupakan salah satu cabang dari olah raga atletik.
Dalam pertandingan lempar cakram, atlet akan bertanding sesuai dengan kelasnya yang dibagi berdasarkan umur atlet. Kategori tersebut akan mempengaruhi berat cakram yang akan dipergunakan oleh atlet.
Namun pada umumnya, berat cakram untuk atlet putra adalah 2 kg dengan ukuran diameter 22 cm, dan untuk atlet putri adalah 1 kg dengan ukuran diameter 18 cm.
Menurut peraturan organisasi atletik internasional, IAAF (internasional Amateur Athletic Federation), atlet lempar cakram usia muda (16-17) tahun akan melempar cakram dengan berat 1,5 kg, sementara untuk kelas junior atau usia (18-19 tahun) akan melempar cakram dengan berat 1,75 kg, dan usia 20-49 tahun adalah 2 kg.
Sementara itu bagi atlet putri, beban cakram 1 kg diperkenankan untuk segala usia hingga batas usia 75 tahun.
Lalu bagaimana dengan atlet yang berusia diluar kategori tersebut?
IAAF membuat peraturan untuk pertandingan berskala internasional dengan kategori yang lain lagi, yakni atlet putra akan melempar cakram seberat 2 kg jika usianya di bawah 50 tahun, 1,5 kg untuk atlet berusia 50-59 tahun, dan 1 kg untuk atlet berusia 60 tahun ke atas.
Sementara itu, atlet cewek hingga usia maximum 74 tahun akan melemparkan cakram seberat 1 kg, dan usia 75 tahun ke atas akan melempar cakram seberat 0,75 kg.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ada atlet lempar cakram yang berusia lanjut? Jika dibuat peraturan, barangkali masih ada dan tentunya bukan atlet profesional, melainkan pensiunan atlet lempar cakram.
Sejauh ini yang menjadi atlet lempar cakram dalam pertandingan berskala internasional adalah para atlet yang berusia antara 20 tahun-49 tahun.
Rata-rata mereka masih segar bugar dan berbadan besar serta masih memiliki stamina yang sangat terjaga dengan baik sehingga bisa melempar cakram dengan jarak yang sangat jauh dan rekor terjauh yang sementara ini tercatat adalah 74,08 meter oleh Jurgen Schult pada 6 juni 1986 di Neubrandenburg.
via twitter.com
Aktivitas melempar mula-mula bukanlah olah raga, melainkan aktivitas sehari-hari manusia untuk bertahan hidup pada masa berburu dan meramu hingga masa saat ini.
Lempar cakram menjadi sebuah olah raga yang dipertandingkan diperkirakan mulai ada bahkan sejak abad ke 5 sebelum masehi.
Di Yunani, olah raga ini menjadi salah satu olah raga tertua yang ditandai dengan adanya peninggalan patung kuno seorang lelaki yang memegang cakram dalam posisi akan melempar, yakni patung Myron Discobolus.
Tak hanya di Yunani, di beberapa negara Eropa terdapat patung kuno sejenis, yakni seseorang atau dua orang yang sedang melemparkan cakram.
Hal ini menandakan bahwa olah raga lempar cakram di Eropa masa lalu merupakan olah raga yang penting.
Lempar cakram merupakan olah raga yang selalu ada dalam setiap ajang olah raga internasional seperti olimpiade. Tak hanya itu, lempar cakram merupakan olah raga yang menjadi ikon.
Sejak olimpiade modern yang diadakan pertamakali pada tahun 1896, gambar atas figur atlet lempar cakram menjadi ikon untuk mempromosikan ajang bergengsi tersebut yang bahkan dibuat untuk stempel pada tahun 1896.
Gambar atlet lempar cakram juga menjadi ikon dalam poster olimpiade tahun 1920 dan 1948.
Semenjak runtuhnya kejayaan eropa kuno, olah raga ini sempat menghilang dalam kehidupan masyarakat dan hanya menjadi cerita dalam narasi sejarah.
Olah raga ini kemudian ditemukan kembali oleh seorang German, Christian Georg Kohlrausch bersama muridnya pada tahun 1870 melalui riset sejarah yang panjang.
Dalam penelitian tersebut, Georg tak hanya meneliti tentang olah raga lempar cakram, namun juga menggali teknik yang dipergunakan atlet lempar cakram di masa lalu dan kemudian hasil riset tersebut dipublikasikan sejak tahun 1880.
Waktu itu belum ada olimpiade modern.
Pada olimpiade modern pertama, lempar cakram hanya diikuti oleh kaum lelaki saja. Hingga pada tahun 1928 akhirnya pertandingan olahraga lempar cakram bisa diikuti oleh perempuan dan termasuk dalam ajang Olimpiade.
via coachingyoungathletes.com
Sampai saat ini cara memegang cakram yang paling efisian hanya ada dua cara, yakni dengan posisi tangan sebagai berikut:
Posisi cakram melekat pada telapak tangan dan ditahan dengan jari-jari tangan, yakni ruas jari telunjuk-kelingking mencengkram pinggir cakram dan ibu jari diposisikan bebas.
Posisi jari telunjuk-kelingking terbuka lebar sehingga menjangkau lebih luas pinggiran permukaan cakram.
Selain itu, posisi tangan agak ditekuk ketika memegang cakram agar bagian cakram yang tidak dicengkram jari bisa mendapatkan tumpuan sehingga tidak mudah jatuh ketika diayun dan dilemparkan.
2. Posisi ini hanya sedikit berbeda dengan posisi pertama dan perbedaannya hanya terletak pada kerapatan jari.
Cara melakukannya adalah, cakram dipegang dengan tangan kanan (atau tangan kiri bagi atlet yang kidal).
Posisi cakram melekat pada telapak tangan dan ditahan dengan jari-jari tangan, yakni ruas jari telunjuk-kelingking mencengkram pinggir cakram dan ibu jari diposisikan bebas.
Posisi jari telunjuk-kelingking tidak terbuka lebar alias rapat sehingga tidak menjangkau secara luas pinggiran permukaan cakram.
Selain itu, posisi tangan agak ditekuk ketika memegang cakram agar bagian cakram yang tidak dicengkram jari bisa mendapatkan tumpuan sehingga tidak mudah jatuh ketika diayun dan dilemparkan.
Dua posisi tersebut merupakan dua cara yang mendasar dan paling sering digunakan baik oleh atlet pemula ataupun atlet profesional.
Selain dua cara tersebut sebenarnya masih ada satu cara lagi yang jarang dipergunakan. Secara teknis caranya mirip dengan poin 1 dan dua, hanya saja pada cara ini, posisi jari dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan, kelompok kedua jari manis dan jari kelingking dirapatkan. Antara kelompok jari pertama dan kedua direnggangkan atau diberi jarak.
Cara ini sulit dilakukan terutama bagi atlet yang jari-jemarinya kaku.
via sportsaspire.com
Gaya dalam lempar cakram ditentukan dari awalan yang dipilih.
Awalan ini ditandai dengan posisi tubuh atlet pada saat persiapan. Dari posisi tersebut, ada dua gaya dalam lempar cakram seperti yang akan dijelaskan pada bagian berikut ini:
Gaya samping merupakan gaya dalam lempar cakram dimana pada saat persiapan, posisi tubuh atlet menghadap ke samping atau searah dengan tangan yang dipergunakan untuk memegang cakram.
Umumnya adalah samping kanan karena sebagian besar atlet lempar cakram menggunakan tangan kanannya untuk memegang cakram.
Melalui gaya ini, atlet bisa mengambil ancang-ancang dengan dua cara, yakni membuat ayunan dari samping ke depan beberapa kali untuk mengukur sudut lalu pada ayunan kesekian ia akan melepaskan cakram sejauh mungkin ke depan.
Lempar cakram gaya belakang pada dasarnya sama dengan lempar cakram gaya samping, hanya saja yang membedakannya adalah posisi tubuh saat memulai awalan.
Gaya belakang ini memiliki keuntungan, yakni jarak untuk menciptakan momentum lempar lebih luas sehingga secara teoritis hasil lemparan akan lebih jauh.
Namun demikian, gaya ini lebih sulit daripada gaya samping dan cenderung memiliki resiko yang lebih besar karena ketika atlet menghadap kebelakang ia tak bisa menentukan titik lempar sebaik pada gaya sisi samping.
Ada dua cara dalam melakukan lempar cakram gaya belakang, yang pertama atlet akan membuat gerakan setengah lingkaran lalu melepaskan cakramnya, dan yang kedua atlet membuat satu putaran penuh lalu melepaskan cakramnya.
Sebagaimana pada gaya samping, para atlet profesional akan menggunakan cara kedua untuk bisa menghasilkan jarak lempar yang jauh dan tentunya cara tersebut sangatlah sulit.
Teknik pada lempar cakram gaya samping dan gaya belakang akan dijelaskan lebih rinci pada bagian selanjutnya.
via youtube.com
Dasar dari lempar cakram adalah cara memegang cakram dan gaya dalam melemparkan cakram sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Namun demikian pada poin ini ada beberapa hal yang hendak dibahas secara umum tentang teknik dasar melempar cakram, yakni:
Proses ini merupakan hal yang penting sebelum atlet masuk ke arena, yakni atlet sudah harus melakukan pemanasan dan peregangan untuk menghindari cidera otot.
Pemanasan bisa dilakukan dengan cara berlari selama kurang lebih 30 menit. Fungsi dari pemanasan ini adalah untuk membuat tubuh tidak kaku dan siap untuk melakukan peregangan.
Proses peregangan harus mencangkup seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki karena bagaimanapun juga lempar cakram melibatkan suluruh bagian tubuh dengan energi besar sehingga rawan cidera.
Beri porsi lebih untuk meregangkan bagian leher, lengan, pundak, pergelangan tangan, jari-jari tangan, tulang punggung, pinggul, serta pergelangan kaki.
Ketika atlet sudah masuk arena, maka yang perlu diperhatikan adalah menentukan posisi tubuh sesuai dengan gaya yang akan dipergunakan.
Usahakan badan rileks dan pikiran fokus pada tubuh serta latihan-latihan yang pernah dijalani.
Lempar cakram merupakan olah raga yang membutuhkan ketenangan ekstra sebelum memulainya.
Tidak ada salahnya atlet melakukan orientasi lapangan, meski ia sudah hafal dan mungkin telah ribuan kali melakukannya, yakni dengan berjalan mengelilingi lingkaran tempat melakukan lemparan sambil melihat area target.
Fokuskan pikiran pada target terjauh. Lalu mulailah melakukan gerakan untuk menciptakan momentum lemparan sesuai dengan gaya yang dipergunakan.
Lakukan gerakan melempar sesuai gaya yang dipergunakan. Cara ini akan diperjelas pada uraian di bagian selanjutnya.
via olympic.org
Berikut ini merupakan contoh teknik lempar cakram dengan menggunakan dua gaya, yakni gaya samping dan gaya belakang. Berikut uraian selengkapnya:
Pada bagian ini akan dijelaskan teknik-teknik melempar cakram gaya samping tanpa melakukan putaran tubuh. berikut penjelasan selengkapnya:
1. Pegang cakram sesuai dengan teknik memegang yang hendak dipergunakan (lihat penjelasan bagian sebelumnya disini).
Misalnya, atlet yang dijadikan contoh kali ini adalah atlet yang memiliki jari-jari panjang, maka atlet tersebut akan menggunakan cara memegang cakram dengan membuka seluruh jari tangannya untuk memegang tepi cakram dengan ruas jari sebanyak yang ia mampu.
Jari jempol berposisi bebas, bila sampai jari tersebut bisa digunakan untuk mencengkram cakram, namun bila tidak maka jari jempol hanya ditempelkan di permukaan cakram.
Tekuk pergelangan tangan ke arah dalam untuk memperkuat pegangan pada cakram. Posisi cakram berada di bawah tangan dengan posisi lengan diluruskan ke sisi samping tubuh.
Lakukan sedikit pemanasan dengan melakukan ayunan kecil ke samping depan, samping belakang, dengan ketinggian sedang hingga setinggi bahu.
Ayunan ini tak hanya dilakukan oleh lengan, namun diikuti dengan seluruh gerakan tubuh.
2. Posisikan tubuh pada posisi siap, yakni menghadap ke samping kanan (atau samping kiri jika kidal).
Posisi kaki dibuka selebar bahu atau dibuka lagi sedikit lebih lebar.
Pada posisi samping, disarankan bagi atlet untuk melakukan ayunan tangan dan gerakan tubuh mengkuti ayunan selama beberapa kali sebelum melepaskan cakram dari genggaman.
Ketika mengayunkan, tangan kiri boleh membantu untuk menyangga cakram bagian bawah karena ayunan seperti ini hanya menggunakan kecepatan rendah dan kadangkala memungkinkan cakram lepas dari tangan.
3. Gerakan melempar diawali dengan posisi lengan yang membawa cakram diayunkan terlebih dahulu ke belakang, ditahan sebentar, lalu diayunkan ke arah depan.
Gerakan lengan ini diibaratkan seperti ketapel, peluru ditarik dahulu ke belakang baru dilontarkan kedepan.
4. Gerakan kaki dan seluruh anggota tubuh mengikuti efek gerak dari ayunan tangan melempar cakram.
Gerakan tersebut bukan semata-mata efek, melainkan turut berpartisipasi dalam menciptakan daya lempar.
Sehingga, adakalanya ketika lengan mengayun dan melepas dengan energi besar, tubuh akan ikut terangkat dan ada kemungkinan setelah melepas cakram arah tubuh akan berubah dari samping menuju arah depan atau malah berputar karena besarnya energi yang dilepaskan ke arah depan.
Bila putaran tubuh ini ditahan justru akan membuat tubuh limbung dan jatuh setelah cakram dilepaskan.
5. Cakram dilepaskan ke arah depan-atas agar cakram tersebut melajut dengan ketinggian yang tepat (45-50 derajad) agar cakram tersebut bisa jatuh pada jarak yang jauh.
Bila cakram dilepaskan dengan ketinggian terlalu rendah atau terlalu tinggi meski dengan energi yang besar dan teknik yang tepat, maka cakram tersebut pasti hanya akan jatuh pada jarak yang dekat.
Berikut ini merupakan detail uraian teknik lempar cakram gaya samping yang dilakukan dengan menggunakan putaran tubuh untuk menambah energi momentum pada saat melepaskan cakram:
1. Lakukan teknik memegang cakram seperti halnya pada yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
2. Posisikan tubuh menghadap ke belakang atau membelakangi area pendaratan cakram.
Posisi kaki berada pada pinggir garis lingkaran belakang. Kaki dibuka dengan lebar secukupnya (sebahu ditambah sedikit lagi), lalu lutut agak ditekuk (posisi mendak).
Lakukan ayunan-ayunan kecil pada lengan pembawa cakram terlebih dari sisi samping kiri ke samping kanan yang diikuti perubahan posisi tumit, lutut, pinggul dan dada.
Setelah itu, tahan lengan pembawa cakram di posisi samping karena gerakan melempar akan dilakukan setelah kaki melakukan putaran
3. Pada posisi ini, yang membuat beda dengan posisi samping tanpa putaran tentu terletak pada gerakan kaki dan tubuh.
Teknik ini cukup sulit karena atlet harus memiliki teknik berputar yang bagus, yakni putaran tubuh yang cepat, stabil, dan seimbang dengan beban cakram.
4. Teknik berputar ini menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan dan poros putaran pertama atau sebaliknya jika atlet kidal.
Maka, untuk melakukannya, ayunkan kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan hasil akhir posisi kaki kanan masih membelakangi area pendaratan dan bersiap menjadi porors.
Sebelum kaki kanan menapak tengah lingkaran, kaki kiri yang semula menjadi poros kini diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar sehingga nantinya kaki kananlah yang berperan menjadi poros akhir bagi putaran tubuh.
Kaki kiri akan di tapakkan di belakang kaki kanan sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit dan posisi tubuh berubah menjadi agak serong mengarah ke samping-belakang.
Seketika setelah kaki kiri jatuh, lengan pembawa cakram mulai mengayun dengan kekuatan penuh ke arah depan dengan diikuti putaran tumit, lutut, pinggul dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan daya dorong.
Setelah cakram terlempar, kemugkinan tubuh masih berputar sebagai efek dari energi yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.
5. Arah cakram bisa disamakan dengan yang telah dijelaskan pada gaya sebelumnya, yakni cakram mengarah ke depan-atas dengan sudut 45-50 derajad agar memperoleh jarak terjauh.
Sebagai catatan tambahan, pergelangan kaki yang lentur dan kuat merupakan hal penting dalam lempar cakram karena pergelangan kaki ini merupakan bagian tubuh yang bekerja keras ketika kaki menjadi poros putaran.
Jika pergelangan kaki ini kaku, maka bagian tubuh atas juga akan terpengaruh sehingga gerakan melemparkan cakram tidak akan berhasil dilakukan dengan kekuatan penuh karena ada energi dan daya gerak yang terhambat oleh pergelangan kaki yang kaku.
Dengan demikian, memutar kaki dan menggunakan kaki sebagai poros merupakan salah satu teknik tersendiri yang perlu mendapatkan perhatian saat latihan.
via pinterest.com
Perhatikan gambar di atas, gambar tersebut merupakan gambar lapangan olahraga lempar cakram. Berikut ini detail keterangannya:
via pinterest.com
Ada beberapa peraturan dalam lempar cakram sebagaimana akan diuraikan berikut ini:
Demikianlah beberapa informasi utama dalam olahraga lempar cakram. Semoga bermanfaat.