Bagi kamu yang ingin belajar dan memulai atau sekedar ingin mengetahui apa sih sebenarnya seluk beluk wirausaha itu, maka artikel ini harus kamu baca selengkapnya.
Artikel ini akan secara singkat, padat dan jelas membahas berbagai seluk beluk dalam dunia wirausaha.
Seluruh informasi dalam artikel ini terbagi ke dalam beberapa pokok pembahasan sebagaimana akan dipaparkan dalam daftar isi berikut ini.
Nah, tanpa berpanjang lebar lagi, mari langsung saja kita simak seluruh informasi tentang wirausaha dalam artikel ini selengkapnya.
via myventure.in
Teman-teman pasti tidak asing dengan kata ini dan mungkin juga sama bingungnya ketika kata wirausaha disandingkan dengan kata wiraswasta.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekaligus menurut beberapa sumber yang bisa teman-teman lihat melalui internet, kata wirausaha dan wiraswasta memiliki pengertian yang sama atau merujuk pada satu hal.
Meski demikian, ada juga sumber yang menyatakan bahwa kedua istilah tersebut berbeda.
Mengenai perbedaan kata wirausaha dan wiraswasta akan kita bahas lebih dalam pada bagian selanjutnya ya. Sekarang kita fokus dulu pada pengertian wirausaha secara epistemologis.
Kata wirausaha terdiri dari dua suku kata, “wira” dan “usaha”.
Wira secara sederhana dapat diartikan sebagai “orang” sebagaimana kata ini pasti tidak asing di telinga teman-teman sebagai wirasableng sang pendekar kapak maut naga geni 212. Wirasableng itu sendiri artinya adalah orang sableng atau orang yang sangat bandel.
Nah, sementara kata “usaha” artinya sudah jelas, yakni melakukan sesuatu seperti halnya yang terdapat dalam kata “berusaha”atau “mengusahakan”.
Kata “usaha” merupakan kata kerja yang bisa diubah menjadi kata benda sebagai “Pengusaha”, “Perusahaan”, dan “wirausaha” itu sendiri.
Jika kata wira berarti orang dan kata usaha berarti melakukan sesuatu, maka boleh lah kita bilang bahwa wirausaha adalah orang yang melakukan sesuatu.
Sampai di sini tentu teman-teman sudah paham ya kira-kira arti dasar dari kata wirausaha? Yup, dan teman-teman akan bingung lagi ketika ditanya demikian, lalu bedanya apa dengan wiraswasta?
Hihihi. Sabar, nanti akan dijelaskan. Namun sebelumnya, mari kita cek dulu pengertian kata wirausaha menurut para ahli. Siapa tahu pendapat para ahli akan mencerahkan kita semua.
via creadhubresources.blogspot.com
Berikut ini merupakan beberapa pengertian wirausaha yang disampaikan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:
Bagi Schumpeter, kebaruan merupakan hal yang mendasar yang ada pada dunia wirausaha karena schumpeter berpendapat bahwa berwirausaha sama dengan melakukan terobosan baru dalam bidang ekonomi.
Misalnya adalah menciptakan produk baru, menciptakan konsep baru, menciptakan cara pemasaran yang baru sehingga konsumen akan mendapatkan suatu produk baru yang belum pernah mereka kenali sebelumnya. Dengan kata lain, seorang wirausahawan merupakan kreator dalam bidang ekonomi.
Bagi Fillion, imajinasi dan inovasi menjadi syarat mutlak bagi wirausahawan karena melalui dua hal tersebut, seorang wirausahawan bisa melihat dan membaca peluang serta mengisi kekosongan yang ada dalam pasar.
Imajinasi dan inovasi ini memungkinkan seorang wirausahawan untuk menciptakan kebaruan serta peluang baru bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Bagi Kao, seorang wirausahawan adalah seseorang yang bisa mengerahkan kreativitasnya untuk menciptakan sesuatu yang bisa mengundang hasrat konsumen untuk memiliki produk yang ia ciptakan.
Dalam hal ini seorang wirausahawan haruslah kreatif dan inovatif.
Mossi berpendapat bahwa hal utama yang harus dimiliki seorang wirausahawan yang pertama-tama adalah kemampuan untuk membaca peluang pasar, mengenali dan menganalisanya untuk kemudian dijadikan metode dalam penciptaan suatu produk yang akan berdaya saing di pasar.
Clelland masih sependapat dengan Schumpeter yang menekankan bahwa kebaruan merupakan hal utama yang harus dimiliki sebagai semangat dan landasan berfikir seorang wirausahawan.
Oleh karenanya, dalam hal ini seorang wirausahawan haruslah memiliki gagasan kreatif, inovasi, imajinasi, kecerdasan serta kemampuan analisa yang baik untuk memulai usahanya.
via 123rf.com
Kadang kala kita dibingungkan dengan kedua istilah ini karena keduanya seolah-olah merujuk pada satu hal yang sama.
Terlebih, kita sering sekali menjumpai penjelasan yang sedikit banyak membingungkan, bahkan bila kita melihat kamus sekalipun.
Namun bila keduanya merujuk pada hal yang sama, mengapa harus ada dua istilah tersebut? Kenapa tidak satu saja, wirausaha atau wiraswasta saja?
Kedua istilah tersebut muncul tentu karena keduanya merujuk pada hal yang berbeda, lalu apa ya?
Baiklah, mari kita coba ulas satu persatu.
Mengenai pengertian dari wirausaha ini sendiri telah dijelaskan pada bagian sebelumnya yang secara garis besar menegaskan bahwa pengertian wirausaha adalah orang yang melakukan suatu usaha yang tentunya sangat boleh dan bisa disebut juga sebagai pengusaha alias usahawan.
Ketika mencari pengertian istilah ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (teman-teman bisa cek secara online) kata ini tidak ditemukan, namun disandingkan dengan kata wiraswasta.
Sementara kata wiraswasta itu sendiri merujuk pada pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Dalam sumber lain yang bisa teman-teman temukan, definisi tersebut juga disampirkan pada kata wirausaha.
Sehingga, kita bisa menganggap bahwa dua kata tersebut pada akhirnya memiliki pengertian yang sama. Namun coba kita lihat pengertian kedua kata tersebut ketika diterjemahkan dalam bahasa inggris.
Dalam bahasa inggris, kata wirausaha setara dengan kata entrepreneurship, sementara kata wiraswasta setara dengan kata entrepreneur.
Sangat dekat bukan?
Kata entrepreneurship itu sendiri menurut kamus oxford adalah the activity of setting up a business or businesses, taking financial risks in the hope of profit, yang artinya kurang lebih adalah suatu aktivitas untuk merancang bisnis dengan modal untuk mendapatkan keuntungan.
Sementara kata entrepreneur itu sendiri menurut kamus oxford adalah, a person who sets up a business or businesses, taking financial risks in the hope of profit, yang artinya kurang lebih adalah seseorang yang merancang suatu bisnis dengan modal untuk mendapatkan keuntungan.
Dari situlah kita memperoleh sedikit pencerahan, bahwa entrepreneurship merupakan suatu aktivitas (proses dalam menjalankan bisnis), sedangkan entrepreneur adalah orang yang menjalankan bisnis dan keduanya berbeda meskipun sangat dekat dan saling berhubungan.
Akan tetapi ketika kita kembali ke bahasa ibu kita, kita akan mendapati kata wirausaha dan wiraswasta. Kedua kata tersebut menggunakan kata “wira” yang berarti orang.
Maka selesailah kita dan oleh karena itulah kita banyak menemui penjelasan yang mengatakan bahwa wiraswasta dan wirausaha itu sama saja. Tak ada yang salah gara-gara Si Wira.
Soal istilah tersebut, biarlah para ahli bahasa yang memikirkannya lebih jauh. Sementara kita sebaiknya hanya perlu tahu saja dan menggunakan konsensus umum yang dipahami khalayak luas bahwa wirausaha dan wiraswasta kurang lebih berarti sama.
Persamaannya adalah sama-sama ada orangnya, sama-sama ada perusahaannya, sama-sama menghasilkan/memasarkan produk, sama-sama berinovasi, dan sama-sama bertujuan untuk mencari laba.
Selanjutnya, mari kita membahas hal yang lebih berguna tentang bagaimana sih seluk beluk wirausaha itu sendiri. Kita simak dalam bagian di bawah ini.
via thefertilechickonline.com
Dari pengertian wirausaha yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, kita sedikit banyak telah mengetahui bahwa tujuan utama dari wirausaha adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya dari modal yang telah dikeluarkan.
Namun apa sih kira-kira beberapa tujuan dari wirausaha? Tentu saja setiap pengusaha memiliki tujuan sendiri-sendiri selain dari pada mendapatkan laba. Berikut ini merupakan beberapa hal yang menjadi tujuan dari wirausaha:
Menciptakan suatu usaha mandiri dan kreatif dimana pengusaha tersebut tak menggantungkan nasibnya kepada orang lain, perusahaan lain, intsansi tertentu sebagai karyawan sehingga ia adalah bos dalam usahanya sendiri. Sekecil apapun usaha yang ia mulai, ia adalah seorang bos.
Menciptakan suatu strategi yang terkait dalam penciptaan suatu produk dan pemasaran dari produk tersebut. Keberhasilan dalam hal ini menjadi kepuasan tersendiri yang barangkali jauh lebih berharga dari pada uang bagi sang pengusaha.
Tak jarang seorang pengusaha dalam proses perkembangan usahanya mampu menyedot banyak tenaga kerja. Dalam hal ini, salah satu tujuan wirausaha adalah menciptakan lapangan kerja dan turut serta dalam menyejahterakan ekonomi masyarakat. Hal ini juga mampu menjadi kepuasan tersendiri.
Menyalurkan ide kreatif dalam merancang suatu produk. Apabila produk tersebut ternyata bermanfaat dan dibutuhkan oleh konsumen, tentu hal tersebut juga membanggakan. Apalagi jika produk tersebut merupakan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Ada juga lho seorang pengusaha menciptakan suatu perusahaan hanya demi ingin merasakan memiliki sebuah keluarga besar dimana ia adalah seorang bos atau sang ayah dalam perusahaan yang menghidupi orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Kita bisa menemukan banyak perusahaan yang menanamkan konsep keluarga dalam hubungan antar pekerja dan antar pekerja dengan perusahaan sehingga kehidupan kerja dalam perusahaan tersebut berjalan harmonis dan menyenangkan.
Ada juga seorang wirausaha mewujudkan usahanya demi nama baik; ia menjadi seseorang yang dipandang sebagai panutan dalam masyarakat atas keberhasilan usahanya.
Selain itu, salah satu tujuan wirausaha lainnya adalah untuk melampaui batasan dirinya atau biasa orang sebut dengan keluar dari zona nyaman.
Berwirausaha tak hanya bertujuan untuk mencari uang dengan cara memperbesar lingkup dan jenis usahanya, namun semata-mata demi kepuasan atas pencapaian prestasinya dimana ia bekerja siang dan malam untuk mengurus semua perusahaannya.
Tentu ini sangat unik karena ia sudah sangat kaya raya namun masih saja memutarkan uangnya untuk memperlebar jangkauan usahanya.
via basicmoneysmarts.com
Terdapat lima ciri-ciri yang biasa ditemukan pada seorang wirausahawan sukses, yaitu:
Seorang wirausahawan sejati, sebagaimana wirosableng, ia adalah seorang pendekar dalam dunia bisnis yang memiliki keberanian tinggi untuk menanggung resiko bangkrut total.
Keberanian menjadi hal utama yang menjadi ciri seorang wirausahawan sejati.
Selain keberanian, kreatifitas menjadi salah satu ciri utama dari seorang wirausahawan dimana melalui kreativitasnya, ia bisa melakukan inovasi atau terobosan baru dalam dunia bisnis, baik dari segi penciptaan produk ataupun cara memasarkannya.
Hal yang tak kalah penting yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah rajin, tekun, sabar dan ulet. Bagaimanapun juga, menciptakan suatu usaha baru bukan hal yang mudah dan instan.
Butuh waktu lama untuk mengembangkan usaha tersebut mulai dari nol hingga berhasil menjadi sebuah perusahaan yang besar. Tanpa semangat untuk rajin, tekun, sabar dan ulet, mustahil usaha tersebut akan berjalan dengan baik.
Seorang wirausahawan berbeda dengan seorang pedagang. Hal penting dalam wirausaha adalah penciptaan metode baru dalam berbisnis yang diturunkan dalam bentuk produk baru, sistem kerja, atau metode pemasaran.
Sementara seorang pedagang boleh dibilang hanya memutarkan uang dengan membeli produk dan menjual produk tersebut dengan harga lebih.
Penjual makananpun bisa disebut sebagai wirausaha sejauh kemudian penjual tersebut melakukan proses produksi penciptaan makanan dan memasarkannya.
Seorang wirausahawan adalah pembaca peluang; ia mengisi kekosongan dalam pasar. Oleh karenanya wirausaha identik dengan kebaruan. Setidaknya, ia memulai hal baru di suatu wilayah tertentu dan bisa jadi hal baru tersebut menjadi inspirasi bagi orang lain untuk mencari rejeki.
via medium.com
Lima sifat ini harus kamu miliki jika kamu bercita-cita menjadi wirausaha yang sukses
Jujur adalah sifat wirausahawan sejati karena kejujuran inilah yang menjadikannya seorang pengusaha sukses. Bukankah banyak pembohong yang sukses? Benarkah?
Kebohongan hanya akan membawa keuntungan yang sifatnya sementara. Berperilaku tidak jujur dalam berwirausaha ibarat bom waktu yang akan menghancurkan dirinya sendiri suatu hari nanti.
Berkomitmen Tinggi menjadi sifat seorang wirausahawan sukses. Tanpa komitmen, maka ia akan menyerah ketika mulai berhadapan dengan rintangan bisnis yang akan selalu ada dalam proses perjalanannya.
Komitmen ini nantinya akan bergandengan dengan tujuannya dalam menciptakan suatu usaha dan komitmen ini ibarat energi yang selalu menyala dan membuat wirausahawan tersebut selalu bersemangat untuk mewujudkan tujuan dan cita-citanya.
Pantang Menyerah, sejalan dengan komitmen, menjadi suatu perisai bagi wirausahawan untuk menghadapi masa-masa sulit dalam proses usaha yang ia lakukan.
Seorang wirausahawan sukses bukanlah orang yang lembek dan cengeng, melainkan orang yang terus-menerus berupaya mewujudkan mimpinya.
Disiplin merupakan salah satu sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Disiplin ini terkadang menjadi hal yang disepelekan mengingat wirausahawan adalah bos dalam usahanya sendiri sehingga ia terlena, merasa sebagai bos sehingga ia bisa berbuat sesuka hati.
Jika demikian, maka usahanya tak akan berumur panjang.
Justru seorang wirausahawan sejati harus memiliki kedisiplinan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karyawannya (apabila ia punya) dan dengan demikian ia menjadi contoh sekaligus menjadi penyemangat dalam perusahaan.
Seorang wirausahawan selalu bersifat future oriented atau berorientasi ke depan. Apa yang ia lakukan hari ini adalah tahap-tahap untuk mempersiapkan masa depan.
Jika ia hanya memikirkan apa yang ia lakukan untuk hari ini saja, maka usahanya tak akan pernah maju dan stagnan di satu titik.
Sebaliknya, jika ia selalu memandang ke depan, melihat peluang dan mencurahkan segala daya kreatifnya, maka usahanya akan semakin besar.
via northglennews.co.za
Jika teman-teman telah membaca semua uraian di atas, maka teman-teman sebenarnya sudah mengenali sebagian dari konsep dasar wirausaha.
Namun tentunya masih ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memulai berwirausaha. Berikut ini merupakan catatan dan langkah-langkah untuk memulai berwirausaha.
Sebagaimana telah disebutkan dibagian sebelumnya, berwirausaha dibutuhkan kejelian untuk melihat peluang, melakukan analisis pasar, dan selanjutnya adalah menyusun ide.
Observasi lapangan ini sangat diperlukan sebelum memulai berwirausaha.
Apa sih yang dilakukan dalam observasi lapangan?
Pertama adalah untuk mendapatkan data pasar.
Barang apa saja yang beredar di pasar? Jenis produk apakah yang dibutuhkan konsumen?
Jenis produk apakah yang laris manis? Bagaimana situasi pasar di wilayah yang akan kamu jadikan ladang?
Bagaimanakah kecenderungan konsumsi masyarakat di wilayah yang akan kamu jadikan target usaha? Apa sih yang sekiranya dibutuhkan masyarakat namun belum ada di pasaran? Dan lain sebagainya.
Dari proses observasi lapangan, tentu kamu punya banyak sekali ide. Atau barangkali ide tersebut sudah ada terlebih dahulu sebelum observasi lapangan dimulai.
Maka pada tahapan ini, kamu tinggal mematangkan idemu saja dengan berpedoman pada data-data lapangan serta analisis yang kamu lakukan.
Dari ide tersebut, saatnya kemudian mulai berhitung, terutama pada persiapan buat modal usaha, modal produksi, modal pemasaran, sekaligus keuntungan (dibayangkan) dari penjualan.
Meski barangkali usaha yang akan dijalankan berskala kecil, namun bisa jadi rencana tersebut membutuhkan pekerja yang juga harus digaji.
Selalu buatlah catatan/pembukuan untuk menghitung sekecil apapun pengeluaran dalam proses usaha. Hal ini tak boleh diabaikan karena akan menjadi kebiasaan buruk.
Bagaimanapun juga, justru pengeluaran kecil-kecil tersebut akan sering muncul dan apabila dikumpulkan tentunya akan muncul angka yang lumayan besar.
Modal bisa didapat dari dana pribadi (apabila cukup) dan dari dana pinjaman. Apabila kita mendapatkan dana dari pinjaman, maka sebaiknya kita harus bijaksana dalam mengatur pengeluaran.
Biasakan untuk hemat dan mengoptimalkan yang sudah ada. Belanjalah apa yang benar-benar dibutuhkan dan yang tidak kalah penting, kita harus pandai-pandai berhitung dalam hal ini.
Pada bagian ini, wirausahawan memasuki tahap memulai proses, melaksanakan proses, mempertahankan usaha dan mengembangkan usaha.
Pada tiap-tiap tahap tersebut, ada baiknya dibuat suatu agenda kerja dimana dalam satu bulan misalnya, tiap hari ada hal yang dikerjakan dan hal tersebut telah dijadwalkan jauh-jauh hari.
Meski demikian, agenda ini haruslah fleksible mengingat kondisi lapangan tidak menentu. Dengan adanya agenda kerja ini, maka diharapkan target akan terpenuhi tepat waktu sekaligus cara ini merupakan salah satu cara untuk melatih disiplin.
Pada tahap memulai proses, umumnya kita akan berbelanja dan barangkali akan menyewa orang untuk mengerjakan sesuatu seperti misalnya mendirikan bangunan usaha dan lain sebagainya.
Meski hal ini bisa dipasrahkan sepenuhnya pada orang yang kita sewa, ada baiknya kita selalu mengawasi dan menjadi mandor lapangan untuk meminimalisir kesalahan kerja yang berakibat pada pembengkakan biaya.
Pada tahap tersebut, kita juga akan mulai untuk belanja dan sebelumnya surveylah berbagai jenis toko yang menjual barang yang kita butuhkan guna menemukan toko yang menjual barang dengan harga yang paling murah untuk barang yang sama.
Bilamana dibutuhkan iklan, maka pada tahap ini iklan sudah harus dibuat atau setidaknya direncanakan dengan matang dan akan tersebar luas sebelum kita memasarkan produk kita.
Iklan bisa berupa macam-macam dari yang murah hingga yang mahal. Tentu kita harus mempelajari juga jenis-jenis iklan yang efektif untuk usaha kita masing-masing. Hal-hal semacam ini sebaiknya juga dimasukkan dalam agenda kerja.
Selanjutnya, tahap menjalankan usaha barangkali merupakan tahap yang menentukan. Pada titik ini kita akan tahu kenyataan yang sebenarnya dari yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi kita.
Sejalan dengan jenis usaha pada umumnya, tahap awal merupakan ujian untuk mengetahui sejauh mana kita bisa bertahan dan bagaimana cara mengatasi saat-saat sulit mengingat hal baru belum tentu selalu diminati oleh konsumen.
Namun apabila kita telah matang rencananya di awal terkait dengan produk yang akan kita pasarkan, tentu masalah ini hanya masalah waktu. Kuncinya adalah buatlah produk yang sekiranya dibutuhkan oleh masyarakat.
Tahap selanjutnya, yakni mengembangkan usaha, adalah satu-satunya cara agar kita tak berhenti di satu titik. Tahap ini tentu bila kita telah berhasil dengan usaha yang kita jalankan.
Godaan dari keberhasilan menjalankan usaha adalah untuk segera menikmati hasilnya. Sebaiknya kita tunda dahulu, gunakan keuntungan usaha sebagai modal untuk mengembangkan usaha tersebut.
Dengan demikian, keuntungan yang akan kita peroleh akan berlipat ganda.
via bigredcloud.com
Dalam berwirausaha tentu ada keuntungan dan kerugian. Apa saja sih kira-kira keuntungan dan kerugian tersebut. Kita lihat satu persatu yuk.
Meskipun kita hanya menjalankan bisnis kerupuk singkong, misalnya, dan hal tersebut terlihat sepele dan tak bergengsi.
Namun dalam berwirausaha sebetulnya kita adalah boss yang tak tunduk kepada atasan atau instansi kerja sebagaimana menjadi karyawan swasta atau pegawai negri. Seharusnya kita bangga dengan hasil kreasi sendiri sekecil apapun usahanya.
Berwirausaha kita tak perlu tunduk pada waktu sebagaimana pegawai kantoran, misalnya, yang harus bangun pagi untuk berangkat kerja dan selalu was-was bilamana ia kena PHK.
Kebebasan dalam wirausaha tidak hanya dalam hal waktu, namun juga perilaku dan bahkan kebebasan untuk mengelola laba usaha. Namun demikian, kebebasan ini juga bisa menjadi boomerang apabila kita tak memanfaatkannya secara bijaksana.
Berhasil dalam menjalankan usaha sendiri memiliki nilai kepuasan yang tak bisa disandingkan dengan menerima upah atau gaji kerja.
Kepuasan ini lahir dari keberhasilan proses dan pencapaian kita menembus rasa takut untuk memulai sesuatu karena bagaimanapun juga berwirausaha sangat dekat dengan resiko bangkrut.
Tidak seperti karyawan atau pegawai yang memiliki gaji pasti, dalam berwirausaha laba kita tak menentu, kadangkala dibawah target dan kadang jauh di atas melebihi target. Yang jelas, laba bersih ini adalah milik kita sendiri.
Bangkrut merupakan resiko yang tak bisa dihindarkan apabila kita teledor dalam menyusun dan merencanakan suatu usaha.
Sekalinya kita bangkrut, hal ini kadang menjadi momok yang membuat kita trauma untuk memulainya kembali. Namun demikian setiap wirausahawan sukses selalu berangkat dari kegagalan.
Bukan berarti ketika kita menjadi boss maka kita bisa bersantai, tidak teman. Kita harus terus menerus kerja keras dan tidak lengah agar usaha kita tetap berjalan dan bisa berkembang.
Sekalinya kita tak bijak dalam mengelola laba, maka petaka akan mengintai. Adakalanya laba kita sedikit dan adakalanya banyak. Jangan boros dan jangan berlebihan.
Selalu buatlah tabungan untuk berjaga-jaga pada masa-masa sulit untuk mempertahankan usaha yang kita jalankan.
Sebagai penutup, menjadi seorang wirausahawan merupakan tantangan untuk merubah mental kita.
Tak bisa kita pungkiri, kita semua cenderung akan memilih hidup aman dengan bergantung pada suatu perusahaan atau institusi untuk bekerja. Namun percayalah hidup semacam itu sangat membosankan.
Berwirausaha ibarat berpetualang dalam mencari rejeki dan bertahan hidup, selalu ada hal baru asal kita selalu bergerak untuk menuangkan kreativitas kita dalam bentuk usaha.
*****
Demikianlah teman-teman beberapa informasi mengenai kiat-kiat menjadi wirausahawan yang bisa kami bagikan melalui artikel ini dan semoga informasi di dalamnya bisa bermanfaat bagi teman-teman semua.