HelferPhoto

Kumpulan Materi Pelajaran

Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Sekolah Terbaru Lengkap Beserta Penjelasan dan Analisis Strukturnya

March 23, 2017

Memahami anekdot lingkungan sekolah tidak mudah, tetapi akan menjadi mudah jika kamu membaca artikel ini.

Ini bukan sekedar promosi lho, karena dalam artikel ini aku menjelaskan pengertian-pengertian dasar terkait dengan lingkungan sekolah itu sendiri sekaligus anekdot tentang lingkungan sekolah.

Jadi, kamu tidak perlu bersusah payah untuk mencari refrensi; baca artikel ini selengkapnya.

Konteks dan Lingkup Teks Anekdot Lingkungan Sekolah

Untuk memahami lebih jauh terkait dengan anekdot lingkungan sekolah, tentu kita juga harus terlebih dahulu memahami pengertian dari lingkungan sekolah itu sendiri.

Sejauh ini, lingkungan sekolah secara sepintas dipahami dan dimaknai sebagai atau sebatas ruang atau area sekolah saja yang mencangkup fasilitas fisik dan bila kita mendengar kata lingkungan sekolah yang terbersit pertama-tama selalu adalah soal kebersihan atau kesehatan sekolah.

Hal ini tidak salah namun hal ini hanya sebagian kecil dari cakupan lingkungan sekolah itu sendiri.

Lingkungan tidak sebatas wilayah serta bangunan atau tatanan fisik yang ada di dalamnya, namun juga mencangkup orang-orang yang hidup di dalamnya; budayanya.

Sehingga, lingkungan sekolah bisa dimaknai secara luas sebagai ruang yang menampung segala jenis aktivitas pendidikan (belajar-mengajar).

Bila kita perhatikan aspek-aspeknya, kita bisa melihat beberapa unsur yang terdapat dalam lingkungan sekolah, diantaranya;

  1. Bangunan Fisik dan Non Fisik
  2. Apa saja sih yang mencangkup sebagai bangunan fisik dan non fisik sekolah (dan inilah yang identik disebut sebagai lingkungan sekolah)?

    Bila kita tengok sekolahan kita, maka kita akan mendapati bangunan kelas, laboratorium, perpurstakaan, aula, lapangan olah raga, taman, halaman sekolah, toilet, kamar mandi, ruang guru, ruang kepala sekolah, kantin, tempat sampah, parkiran, UKS, mushola, dll.

  3. Kurikulum Pendidikan
  4. Selain bangunan fisik dan non fisik, kita juga bisa melihat kurikulum sekolah yang berfungsi sebagai sistem utama yang menggerakkan segala jenis aktivitas pendidikan di sekolah.

    Kurikulum ini merupakan acuan dalam kegiatan belajar mengajar sekaligus menjadi salah satu pedoman untuk menyusun kebijakan sekolah.

  5. Murid
  6. Nah, ini juga yang penting sekali; apalah maknanya sekolah tanpa murid? Para murid inilah yang membuat lingkungan sekolah terasa hidup.

    Murid sekaligus juga merupakan aset yang harus dididik sedemikian rupa agar memiliki karakter yang unggul untuk membangun masa depan bangsa agar lebih baik lagi.

  7. Pengajar atau Guru
  8. Selain murid tentunya juga ada pengajar alias bapak dan ibu atau mbak dan mas guru yang berfungsi sebagai pasukan garda depan dinas pendidikan karena di tangan guru inilah nantinya para murid akan belajar menjadi manusia yang berkualitas baik.

    Oleh karena itulah, para guru ini tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran di kelas, namun sekaligus secara moral dituntut untuk menjadi teladan yang baik karena melalui inilah siswa dididik dengan cara yang positif; meniru contoh yang baik.

  9. Staf atau Pegawai Tata Usaha
  10. Ada juga para staf yang mengurus segala jenis administrasi dan lain-lain. Apakah pak Bon juga termasuk staf? Boleh lah, pak satpam juga termasuk kok agar semua kegiatan di sekolah berjalan mulus.

  11. Perangkat Aturan/Kebijakan Sekolah
  12. Sebuah sistem kehidupan idak akan berjalan tanpa adanya aturan, begitu pula sistem kehidupan di lungkungan sekolah; mengingat di lingkungan sekolah ini hiduplah berbagai macam jenis karakter manusia yang saling berinteraksi, maka dibutuhkan suatu aturan yang harus ditaati bersama agar semuanya berjalan lancar.

  13. Interaksi
  14. Kiranya interaksi ini bisa dipahami sebagai interaksi antara murid dengan guru, murid dengan murid lain, murid dengan fasilitas sekolah, guru dengan fasilitas sekolah dan lain sebagainya.

    Interaksi ini merupakan suatu tanda kehidupan; bilamana terjadi hal yang timpang disekolahan, hal yang dilihat pertama-tama adalah interaksi apa yang terjadi sehingga ketimpangan tersebut muncul?!

    Contoh bentuk interaksi ini adalah kegiatan belajar mengajar dan segala jenis pelayanan sekolah yang tidak langsung terkait dengan kegiatan belajar mengajar.

Nah teman-teman, anekdot lingkungan sekolah tentu saja merupakan catatan yang menyoroti hal-hal tersebut sehingga tema dari anekdot lingkungan sekolah ini bisa lebih beragam.

Biasanya anekdot lingkungan sekolah menyoroti hal-hal yang kurang baik dalam lingkungan sekolah (misalnya kasus-kasus tertentu), atau sebaliknya; menyoroti prestasi di lingkungan sekolah.

Yang pasti, anekdot lingkungan sekolah dibuat berdasarkan kisah-kisah nyata menarik yang terjadi di suatu sekolah.

Pengertian anekdot itu sendiri, bila kita merujuk pada kamus besar Bahasa Indonesia adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Tentunya yang dimaksud sebagai cerita disini bentuknya tak hanya tulisan lho, tapi bisa juga dalam bentuk gambar, kartun, komik, pantun, puisi, dan lain sebagainya.

Sementara itu, secara universal cerita anekdot tidak sebatas cerita lucu saja, namun bisa juga sebagai cerita sedih, horor, dan lain sebaiagnya berdasarkan peristiwa nyata yang mengesankan.

Bila teman-teman tertarik mendalami pengertian anekdot, aku juga menulis tentang hal ini secara gambling dalam artikel berikut ini pengertian teks anekdot.

Akan tetapi, sebagian besar atau teks anekdot yang banyak kita jumpai berbentuk tulisan.

Di Indonesia khususnya, teks anekdot seringkali dibuat sebagai cerita lucu yang kaya akan kritik dan dibuat dengan tujuan mengkritik tokoh-tokoh tertentu atau peristiwa tertentu sehingga teks anekdot dalam konteks ini cenderung mirip dengan cerita humor yang satir dan penuh sindiran.

Tetapi teman-teman harus cermat; teks anekdot sangat berbeda dengan cerita humor. Bila teman-teman ingin memahami hal ini lebih jauh teman-teman juga bisa melihat artikel ini, perbedaan anekdot dan cerita lucu atau humor.

Agar teman-teman memahami anekdot tentang lingkungan sekolah dengan cara yang lebih baik lagi, maka sebaiknya kita memang harus melohat contoh-contoh teks anekdot tentang lingkungan sekolah secara langsung pada bagian berikut ini:

Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Sekolah #1 "BAB"

pinterest.com

Pada hari itu di sekolah, Tito sedang kebelet ingin buang air besar.

Bagi Tito atau bagi siswa dan siswi lain di sekolah itu, buang air besar di sekolah adalah mimpi buruk. Betapa tidak, sudah bertahun-tahun sekolah tersebut tidak memiliki fasilitas toilet yang manusiawi.

Untungnya pagi itu Tito masih memiliki waktu 10 menit sebelum bel masuk jam pelajaran pertama.

Dengan demikian, Tito masih sempat untuk berlari keluar gerbang sekolah dan langsung saja menuju warung makan depan sekolah untuk numpang buang air besar (tentu nggak gratis-gratis amat karena sebagai rasa terimakasih, semua siswa yang numpang ke toilet setidaknya membeli sesuatu di warung tersebut).

Maka Tito segera bergegas dengan kecepatan penuh dan terseok-seok.

Sesampainya di warung, ia langsung menyelonong ke belakang karena sudah nggak tahan. Namun sial berlipat ganda, sesampainya di depan toilet, ia sudah melihat ada dua siswa yang antri.

Apa boleh buat, Tito harus menunggu sambil meringis menahan sakit, 1 menit…2menit…3 menit…Tito sudah tidak tahan dan akhirnya ia menyerah dan langsung berlari kembali ke sekolah. Pikirnya waktu itu, nggak apa-apa lah di toilet sekolah daripada keburu rembes celananya.

Dan yang terjadi terjadilah, di toilet sekolah yang hanya berjumlah 6 bilik (3 cewek dan 3 cowok) untuk 750 murid tentunya adalah neraka.

Terlebih, di toilet itu tidak ada air (kadang ada dan kadang tidak tergantung belas kasihan PDAM). Tito mengecek satu per satu toilet cewek dan cowok; ia tak peduli gender, yang penting ia menemukan toilet yang paling mendingan.

Yup, tak satupun yang lebih baik dari yang lain; semua berbau pesing sekaligus telah ada beberapa gundukan yang telah mengering. Tak ada waktu lagi untuk jijik dan memikirkan bagaimana cara paling higienis untuk buang air besar di toilet sekolah itu.

Kebayang kan bagaimana endingnya? Tito tidak punya sesuatupun yang layak untuk membersihkan bagian tubuhnya yang terlewati kotoran.

Dengan sangat terpaksa ia kenakan celananya tanpa bebersih terlebih dahulu. Tentu bau. Tentu malu dengan teman lainnya, atau malah gebetannya. Inilah yang akhirnya dilakukan Tito, sebagaimana teman-teman lainnya; pergi ke ruang guru dan izin pulang dengan beribu-ribu alasan.

Tito     : Selamat pagi pak.

Guru Piket   : Yak, selamat pagi.

Tito     : Saya mau izin pulang pak!

Guru Piket   : Nah, itu dia yang setiap hari bapak dengar dari semua siswa yang kesini. Baiklah, apa alasanmu?

Tito     : Ada keperluan mendadak pak.

Guru Piket   : Keperluan apa?

Tito     : (bingung mencari alasan) Penting pak

Guru Piket   : Ya penting itu apa? Kalau urusan keluarga, sebelum bapak kasih izin, kamu harus kasih nomor keluarga yang bisa dihubungi untuk memastikan kebenarannya.

Tito     : Saya harus pulang pak pokoknya, saya malu cerita ke bapak.

Guru Piket   : Bapak lebih senang dengan siswa yang jujur dari pada siswa yang berbohong. Bapak sudah setiap hari dibohongi dan sebenarnya selalu tahu kalau dibohongi tetapi tidak bisa melakukan hal lebih selain meluluskan permintaan bohong yang selalu sampai pada bapak. Jadi jika kamu bicara jujur, tentu bapak akan jauh lebih senang.

Tito     : Tadi saya kebelet pak

Guru Piket   : Terus

Tito     : Saya buang air di toilet siswa

Guru Piket   : Hahahaha!!! Eh…ehmm…maaf…kamu pasti murid kelas satu ya.

Tito     : Betul pak. Apanya yang lucu pak

Guru Piket   : Tidak ada, teruskan (sambil menahan tawa)

Tito     : Lalu saya buang air di toilet dan tidak ada sesuatupun untuk membersihakan kotoran BAB sehingga sebagian masih menempel di balik celana ini pak. Masak bapak nggak mencium baunya sih?

Guru Piket   : Sudah kuduga. Makanya bapak jaga nafas dari tadi kamu belum bilang apa-apa. Baik, bapak kasih kamu izin, sekarang tanda tangan di sini…

Tito     : Kenapa kok toilet tidak pernah diperbaiki pak?

Guru Piket   : Hanya tuhan yang tahu nak, toilet guru juga sama nasibnya. Ingat, sekolah ini berada di dataran tinggi yang minim air sehingga lebih baik air itu dipergunakan untuk minum daripada untuk menyiram kotoran. Lain kali kalau ke sekolah bawa botol air dari rumah, tissue basah atau kalau tidak saran bapak kamu BAB saja di kebun belakang sekolah.

# # # # #

Analisis Struktur Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Sekolah #1 "BAB"

Contoh anekdot diatas merupakan salah satu jenis teks anekdot yang berbentuk tulisan atau cerita ringkas. Nah, cerita yang tertulis tersebut juga bisa dipahami secara lebih spesifik lagi bentuknya, yakni narasi dan dialog.

Narasi dicirikan melalui bentuknya (paragraph) yang lebih bercerita mengenai situasi atau latar belakang tokoh dalam cerita.

Sementara dialog dicirikan dalam bentuk ujaran/perkataan/percakapan tokoh-tokoh dalam cerita. Dua bentuk ini merupakan bentuk yang efektif digunakan dalam anekdot untuk menyampaikan wacana yang tertuang di dalamnya.

Sebagai teks anekdot jenis tulisan, maka contoh tersebut tentu saja memiliki struktur. Struktur yang paling umum dari berbagai jenis tulisan adalah pembuka-isi-penutup dan struktur dasar ini sekaligus juga bisa ditemukan dalam contoh anekdot tersebut.

Namun demikian, dari struktur dasar ini, kita juga bisa memecah-mecah struktur tersebut menjadi beberapa unsur lagi yang lebih spesifik seperti misalnya abstraksi-orientasi-konflik-koda.

Ada juga yang menggunakan struktur semacam ini; abstraksi-orientasi-reorientasi-aksi-reaksi-koda.

Atau, unsur-unsur dalam struktur tersebut bisa dibolak-balik posisinya kecuali bagian abstraksi atau pembuka cerita, misalnya; abstraksi-konflik-orientasi-konflik-reorientasi-koda.

Tetapi, apakah contoh tersebut merupakan teks anekdot? Kenapa bukan cerita humor? Teks tersebut merupakan teks anekdot yang dibuat dengan nuansa lucu dengan tujuan mengkritik lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk belajar mengajar.

Masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas toilet yang layak, terutama adalah sekolah-sekolah pelosok yang jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Bila kita analisis strukturnya, maka kita bisa memulainya dari abstraksi, yakni paragraph pertama dalam contoh tersebut.

Abstraksi ini berisi gambaran singkat yang menjadi pengantar atau pintu masuk ke bagian teks selanjutnya, yakni orientasi.

Dalam abstraksi tersebut, digambarkan situasi awal cerita melalui penanda waktu; pagi hari, penanda ruang; di lingkungan sekolah, situasi tokoh; kebelet BAB, situasi sekolah; fasilitas toilet tidak layak pakai.

Penanda-penanda tersebut sudah cukup untuk memberikan gambaran singkat atau pengantar singkat untuk pembaca membayangkan situasi awal dari cerita tersebut.

Orientasi atau pengenalan cerita awal dari teks tersebut terletak pada paragraph ketiga dimana bagian ini mengenalkan situasi tokoh serta setting ruang secara lebih mendalam (lebih komplit dari sekedar yang ada dalam abstraksi).

Orientasi ini dilanjutkan oleh reorientasi, yakni pengenalan lanjutan yang memberikan gambaran lebih mendetail lagi atau bisa dijadikan petunjuk awal bahwa cerita sudah mulai berjalan.

"Tito segera bergegas dengan kecepatan penuh… " Dalam teks tersebut, reorientasi cerita bisa dibilang lumayan panjang, yakni mulai dari paragraph kelima hingga ke-dua belas. Akhir dari reorientasi ini tentu saja adalah awal mula dialog (konflik).

Pada bagian dialog tersebut kenapa disebut sebagai konflik? Sederhananya dialog tersebut berisi aksi-reaksi antar tokoh dan melalui inilah biasanya kelucuan dimunculkan dan tak jarang sindiran-sindiran khas anekdot muncul pada dialog semacam ini di berbagai jenis teks anekdot yang berupa tulisan.

Lalu dimana ya koda-nya? Koda umumnya berada pada bagian paling akhir, dan biasanya berisi gong dari sebuah cerita.

Apa gong nya? Pak Guru berkata kalau disekolah yang terletak di dataran tinggi dan sulit air, kondisinya memang demikian; bahkan wc gurupun tidak ada airnya sehingga hal ini sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Penjelasan Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Sekolah #1 "BAB"

Nah, dari teks tersebut apa yang bisa kita lihat teman-teman? Buruknya WC di sekolah itu? Atau kinerja dari bapak guru piket? Atau apa?

Secara denotative (tersurat), teks tersebut tentu mengatakan bahwa sekolah tersebut sangat buruk fasilitas toiletnya sekaligus menunjukkan bahwa betapa mudah bapak guru mengizinkan siswa pulang dan hal tersebut telah berulang kali dilakukan.

Namun secara konotatif (tersirat) teks tersebut ingin mengatakan bahwa tugas pemerintah masih panjang dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia khususnya di daerah-daerah terpencil.

Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa semestinya pemerintah tidak pilih kasih dalam memfasilitasi semua sekolah mengingat semua warga negara Indonesia mendapatkan hak yang sama, khususnya dalam layanan publik yang salah satunya adalah sekolah.

Oke teman-teman, satu contoh tentunya kurang memuaskan, maka kita lanjut lagi ke contoh lainnya ya, simak pada bagian di bawah ini:

Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Sekolah #2 "Disiplin"

dharmapancasila.sch.id

Pagi itu 10 siswa ketahuan membolos di mushola sekolah lantai dua.

Sebelumnya, dari 10 siswa ini ada yang tidur-tiduran, ada yang bermain catur, ada yang main kartu, dan ada yang merokok.

Guru: Nah!!! Ini dia generasi muda kebanggaan negara! Memangnya nggak ada tempat lain untuk bolos!

(Murid-Murid yang bolos di mushola itu kaget dan bungkam seribu bahasa).

Guru: Kalian bolos atau ngapain?!

Murid 1: kalau saya kebetulan jam kosong pak, tadi saya shalat dhuha lalu nongkrong di sini.

Guru: Nah itu, kamu, yak! Rokoknya masih menyala! Terus itu papan catur siapa yang bawa? Kartu itu siapa yang bawa?

Murid 2: sudah ada di sini sejak lama pak, itu kalau bapak tidak percaya di lemari masih ada beberapa jenis kartu, ada monopoli juga pak, ada majalah…

Guru: Siapa yang naruh di situ?

Murid 3: Tidak tahu pak. Sudah sejak dahulu.

Guru: Bapak tidak habis pikir, kalian kok bisa-bisanya berperilaku seperti ini di lingkungan sekolah! Siapa yang mengajari kalian?

Murid: (diam saja)

Guru: Sekarang kalian semua keluarkan kartu-kartu, papan catur, monopoli atau apapun yang tidak ada hubungnnya dengan ibadah.

Para murid itu segera mengeluarkan segala jenis alat permainan dari dalam lemari, termasuk majalah dan lain sebagainya.

Guru: Sekarang kalian bawa semua ini dan ikut bapak ke kantor!

Murid: Baik Pak…

Lalu guru dan murid-murid itu berjalan ke kantor, tepatnya menuju ke kantor kepala sekolah. Sesampainya di sana, pak guru melaporkan kejadian itu kepada kepala sekolah.

Guru: Ini pak anak-anak nakal yang main beginian di mushola, ada yang merokok pula!

Kepala Sekolah: Siapa yang bawa mainan-mainan ini?

Murid: Tidak tahu pak, sudah ada sejak dahulu!

Kepala Sekolah: Kalian ini, bapak sudah susah payah megusahakan agar mushola bisa dibangun di sekolahan, eh kalian malah menggunakannya untuk membolos!!!

Murid: Kami shalat pak, hanya saja kami enggan kembali ke kelas, lagian sedang jam kosong kok pak, jadi kami tidak membolos. Mainan ini ada di lemari, jadi kami anggap sebagai fasilitas.

Kepala Sekolah: Lha itu ada juga yang merokok?

Murid 5: Saya pak yang merokok, saya menemukan rokok itu di lemari, saya pikir rokok ini juga bagian dari fasilitas sekolah. Saya hanya merokok pak, tidak membolos!

Kepala Sekolah: Merokok Juga dilarang! Kamu nggak baca aturan “Dilarang Merokok Di Lingkungan Sekolah!” Enak sekali kamu merokok rokok gratis yang ada di sana! Rokok yang kamu ambil itu punya bapak yang kemaren ketinggalan!

# # # # #

Analisis Struktur Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Sekolah #2 "Disiplin"

Dari anekdot tersebut teman-teman tidak asing kan dengan tema yang sedang diusung?

Yup! Disiplin dalam mematuhi aturan sekolah, meski terkadang sangat asik untuk melanggar berbagai jenis larangan yang ada di sekolah; masa-masa indah di sekolah.

Disiplin sekolah ini menjadi salah satu elemen penting dalam lingkungan sekolah karena disiplin ini memuat berbagai jenis aturan yang harus disepakati bersama agar kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Namun tak jarang disiplin sekolah ini benar-benar dijalankan oleh semua manusia dalam lingkungan sekolah tersebut (murid, guru, staf, dll) sehingga seolah-olah selalu saja muncul suatu masalah di sekolah (meski sekali lagi masa-masa paling indah adalah masa-masa penuh masalah di sekolah).

Baiklah, mari kita lihat dulu struktur cerita dari contoh anekdot tersebut. Abstraksi muncul pada paragraph pertama yang secara singkat menunjukkan kasus utama dalam teks tersebut, yakni 10 siswa yang membolos di mushola sekolah.

Paragraph kedua merupakan orientasi cerita karena dalam kalimat-kalimat tersebut digambarkan peristiwa awal jalannya cerita; yakni 10 siswa yang membolos ketahuan seorang guru dan setelah itu muncullah konflik yng berisi aksi-reaksi dari guru dan murid.

Konflik ini merupakan bagian terpanjang dari teks tersebut, khususnya terletak pada dialog-dialog tokoh dalam cerita.

Konflik diakhiri atau mencapai puncak pada dialog terakhir yang sekaligus menjadi koda dalam cerita ini; pak kepala sekolah ternyata meninggalkan rokok di mushola yang artinya ia telah berada di sana sebelumnya, entah merokok atau tidak dan yang jelas si bapak kepala sekolah telah tahu bahwa ada barang-barang mainan di mushola tersebut.

Penjelasan Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Sekolah #2 "Disiplin"

Dari teks ini kita bisa melihat bahwa ternyata bukan hanya murid saja yang gemar melanggar peraturan sekolah, guru dan bahkan kepala sekolahpun tak luput dari perbuatan melanggar larangan sekolah.

Namun tetao saja, jika murid yang melanggar maka murid yang dihukum, tetapi tidak sebaliknya. Hal ini seolah-olah dianggap lumrah di berbagai lingkungan sekolah manapun.

Tentu saja wacana tersebut (bahwa bukan hanya muri saja yang melanggar larangan sekolah) memiliki dampak yang tidak baik bagi lingkungan sekolah itu sendiri.

Bayangkan jika kita hidup di lingkungan kampung yang penuh preman, lumrah jika kita ikut-ikutan menjadi preman.

Apa lagi di lingkungan sekolah, bila para pendidik juga mengajarkan pelanggaran alias tidak menjunjung tinggi disiplin sekolah, apakah salah jika murid-muridnya berbuat demikian lantaran sudah tidak lagi menaruh hormat pada yang seharusnya dihormati? Tentu tidak salah, namun jelas pelanggaran itu merupakan hal yang salah.

Contoh ini bisa menjadi salah satu alat untuk mengkritik lingkungan sekolah yang baik pendidik serta murid-muridnya sudah tidak menjungjung tinggi disiplin di sekolahan. Dengan kata lain, lingkungan sekolah semacam itu merupakan lingkungan sekolah yang tidak patut untuk dibiarkan saja.

Oke teman-teman, aku kira cukup ya contoh untuk memahami teks anekdot tentang lingkungan sekolah.

Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa pada artikel yang lain.

Sharing is Caring

«


KATEGORI

Copyright © 2024 HelferPhotoContact / Privacy Policy / Copyright / Cookie / Term of Service