HelferPhoto

Kumpulan Materi Pelajaran

12+ Contoh Teks Editorial (Opini) Lengkap Beserta Strukturnya : Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri dan Kaidah Kebahasaan

November 18, 2017

Contoh Teks Editorial - Artikel ini mempunyai pembahasan yang lengkap tentang teks editorial atau opini yang mencangkup pengertian opini, struktur teks editorial, ciri-ciri dan kaidah kebahasaan, fungsi sekaligus cara membuat teks opini.

Sebagai pelengkap, penjelasan tersebut juga dilengkapi dengan contoh-contoh opini beserta strukturnya dengan berbagai macam pilihan tema seperti lingkungan, pendidikan, kesehatan, opini publik, contoh fakta dan opini dalam koran dan berita dan masih banyak lagi.

Semoga artikel ini bisa banyak membantu teman-teman dalam mengerjakan tugas sekolah untuk membuat teks editorial atau opini, atau sekedar sebagai penambah wawasan saja.

Baiklah, untuk lebih jelasnya, silahkan membaca artikel ini selengkapnya.

Pengertian Opini atau Editorial

Opini bisa diartikan sebagai ide, gagasan, pendapat atau buah pemikiran yang terbersit atas respon terhadap suatu kejadian/hal-hal tertentu.

Sementara, teks opini bisa diartikan sebagai suatu teks yang berisi tentang gagasan tertentu mengenai sesuatu yang dianggap masih menyisakan persoalan.

Teks opini ini biasanya muncul pada surat kabar atau majalah dan isi dari teks opini tersebut umumnya berupa pendapat seseorang (misalnya kiriman dari pembaca) atau dari pihak redaktur media berita itu sendiri.

Pendapat atau gagasan yang ada dalam teks opini pada umumnya membahas permasalahan atau fakta yang sedang hangat diperbincangkan.

Meski umumnya teks opini muncul di media masa, namun teks opini tidak selalu harus demikian. Segala bentuk teks yang berisi tentang fakta dan gagasan atas fakta tersebut bisa dikategorikan sebagai opini. Umumnya, bentuk dari teks opini ini adalah esai.

Struktur Teks Editorial

Sebenarnya teks editorial ini tidak memiliki struktur yang pasti karena pada faktanya teks editorial yang bisa dibaca di media masa tidak bisa dikategorikan dalam satu jenis struktur tunggal. Akan tetapi, di sekolah biasanya diajarkan mengenai struktur dasar dari teks editorial yang tersusun menjadi 3 bagian, yakni:

1. Pernyataan Pendapat

Pernyataan pendapat berisi pendapat umum yang diperoleh dari fakta/fenomena yang sedang hangat dipebincangkan.

2. Argumentasi / Opini

Pada bagian ini lebih kental dengan ulasan, analisis dan gagasan pribadi penulis dengan sudut pandang tertentu sehingga terasa lebih tajam jika dibandingkan dengan pendapat umum yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.

Pada bagian ini memungkinkan penulis untuk memasukkan pendapat/kutipan dari penulis lain dengan topik terkait sebagai gagasan pendukung opini penulis.

3. Pernyataan Ulang Pendapat (penutup)

Bagian ini lebih tepat dikatakan sebagai penutup. Umumnya disertai dengan pernyataan ulang pendapat penting yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.

Dengan demikian, pernyataan pendapat tersebut terkesan lebih utama, penting, dan dapat diserap dengan mudah oleh pembaca.

Meski demikian, banyak sekali teks editorial yang strukturnya tidak runut seperti yang disebutkan diatas, adakalanya argumentasi ditulis di awal teks yang disusul dengan pernyataan pendapat, pernyataan ulang pendapat dan penutup, atau bahkan teks editorial diawali dengan sebuah abstraksi yang memaparkan terlebih dahulu fakta-fakta yang digunakan.

Ciri-Ciri Teks Editorial

Terdapat 7 ciri-ciri teks editorial, yaitu:

  1. Berisi fakta umum dan pendapat pribadi penulis.
  2. Bersifat analisis.
  3. Menggunakan pemikiran logis dalam menyampaikan pendapat
  4. Di tulis dalam perspektif tertentu untuk mengungkapkan kebenaran pendapat sehingga jika dilihat dari perspektif yang berbeda, kebenaran tersebut bisa bermakna lain atau malah sebaliknya.
  5. Dimulai dari pemaparan fakta umum terlebih dahulu dan kemudian disusul dengan pemaparan pendapat. Hal ini bisa terjadi sebaliknya. Lebih jelasnya simak pada bagian penjelasan tentang struktur teks editorial.
  6. Bersifat argumentatif sehingga teks ini bisa saja disebut sebagai teks argumentatif atau berisi pemaparan argumen/pendapat/gagasan.
  7. Menggunakan kaidah kebahasaan tertentu sebagaimana yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Terdapat 5 kaidah kebahasaan teks editorial, yaitu:

  1. Ditulis dalam bentuk paragraf dan dalam satu teks berisi beberapa paragraf.
  2. Menggunakan kalimat aktif dan pasif.
  3. Cenderung di tulis dalam bahasa formal sebagai penjelasannya, dan bisa juga non formal dalam ranah pemaparan fakta lapangan, misalnya teks ini mengambil fakta yang berasal dari ucapan narasumber di lapangan yang ditulis apa adanya (bahasa lisan).
  4. Sebagaimana jenis tulisan lainnya, teks editorial tentunya menggunakan adverbia, konjungsi, kata benda, kata sifat, kata kerja, dan berbagai jenis tanda baca pada umumnya.
  5. Teks editorial bisa disisipkan kutipan sekaligus catatan kaki/refrensi dengan format tertentu.

Fungsi Teks Editorial

Secara umum terdapat 5 fungsi teks editorial, yaitu:

  1. Menyampaikan aspirasi/pendapat kepada publik melalui jalur intelektual yang bersifat dialektis dan tanpa kekerasan.
  2. Pendapat/gagasan dalam teks editorial bersifat analitik berdasarkan fakta dan logika pemikiran sehingga teks ini lebih dari sekedar berita.
  3. Teks editorial berfungsi sebagai sarana edukatif bagi publik pembaca.
  4. Tak jarang teks editorial berisi kritik dan solusi sebagai tindak lanjut dari analisis yang terangkum dalam pernyataan pendapat/gagasan.
  5. Teks editorial yang bermutu bisa menjadi acuan untuk memperbaiki keadaan sosial, politik, budaya, agama, dan segala aspek kemanusiaan yang sedang menjadi permasalahan hangat di kalangan masyarakat.

Cara Membuat Teks Editorial

Jika kamu suka menulis, tentu membuat teks editorial tidaklah sulit karena pada dasarnya teks editorial ini hanyalah tulisan. Bedanya dengan teks lain barangkali adalah isi dalam tulisan tersebut dan cara menuliskannya.

Ciri utama dari teks editorial adalah gagasan/opini probadi penulis. Tentu dalam membuat teks editorial, hal pertama yang dibutuhkan adalah opini.

Lantas darimana datangnya opini? Pastinya opini tidak bisa langsung mucul tanpa sebab.

Opini hadir sebagai respon terhadap suatu fenomena faktual (fakta) tertentu (sosial, pendidikan, politik, kesehatan, budaya, seni, sains, lingkungan, dan sebagainya).

Maka, alangkah lebih baik jika dalam membuat teks editorial, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah memetakan/menentukan fenomena faktual yang menjadi pemicu lahirnya opini kita.

Oke, berikut ini merupakan langkah-langkah sederhana bagaimana cara membuat teks editorial:

  1. Memetakan/menentukan fenomena faktual yang akan kita jadikan rujukan.
  2. Memetakan/menentukan permasalahan tertentu dalam fenomena faktual tersebut.
  3. Mencari bacaan terkait dengan fenomena tersebut (bisa dari berita dari berbagai sumber dan opini terkait yang telah dipublikasikan).
  4. Waktunya berfikir; apa yang sedang kamu pikirkan setelah mendapatkan berbagai jenis wacana tersebut? Tuliskan poin-poin pemikiranmu.
  5. Pilah dan pilih berbagai jenis pemikiran yang telah kamu tulis dalam poin-poin. Barangkali tidak semua akan digunakan.
  6. Misalnya kamu telah mendapatkan 1 buah pemikiran yang telah kamu tulis dalam bentuk kalimat, (contoh: Anggaran yang diajukan DPR untuk membangun apartemen baru dengan alasan gedung DPR saat ini telah miring merupakan sebuah perencanaan yang tidak bijaksana mengingat anggaran yang diajukan tersebut cukup besar dan kebutuhan gedung tersebut bukanlah kebutuhan yang penting dan mendesak untuk direalisasikan) selanjutnya kamu bisa mencari wacana lain yang bisa mendukung gagasan tersebut (contoh: fakta bahwa gedung DPR saat ini masih bisa difungsikan dengan baik, negara sedang membutuhkan banyak anggaran untuk pembangunan di seluruh pelosok tanah air, khususnya pada daerah-daerah yang tertinggal seperti di Indonesia bagian timur, DPR masih memiliki banyak permasalahan yang lebih penting, mendesak dan belum terselesaikan daripada urusan gedung baru, dll).
  7. Saatnya merangkai kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi satu rangkaian paragraf utuh dalam sebuah teks. Gunakan struktur teks editorial seperti yang telah dibahas dibagian sebelumnya untuk mempermudah kamu menulis teks editorial.
  8. Jangan terburu-buru menyelesaikan teks editorial. Teks editorial yang baik membutuhkan waktu lama untuk proses penulisannya karena bagaimanapun juga penulis membutuhkan banyak sumber dan fakta untuk menguatkan sekaligus mempertajam opininya. Untuk itu, baiknya kamu melakukan riset terlebih dahulu sebelum mulai menyusun tulisan.

Membandingkan Teks Opini Editorial

Berikut ini merupakan dua jenis teks editorial yang berbeda.

Sebelum kita membandingkan kedua teks opini editorial dan kita lihat persamaan dan perbedaannya, ada baiknya kita lihat terlebih dahulu dua petilan teks editorial berikut ini:

Ancaman Di Jalan Raya

Pernyataan Pendapat

Tiap tahun jumlah kendaraan bermotor di pulau Jawa selalu bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertambahan jumlah permintaan atas kendaraan bermotor baik yang roda dua ataupun empat.

Hal tersebut tentunya membuat kondisi di jalan raya selalu ramai dan macet setiap harinya.

Argumentasi

Setiap beberapa tahun sekali jalan raya tak hanya diperbaharui aspalnya, namun juga diperlebar mengingat jumlah kendaraan yang lewat semakin ramai.

Tak hanya itu, jalan raya yang dulunya bisa dua arah kini banyak yang dibuat searah mengingat kemacetan yang terjadi sudah sulit diatasi.

Perkara jumlah kendaraan yang bertambah setiap tahunnya tak hanya berdampak pada kemacetan semata, namun juga berdampak pada peningkatan jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan raya.

Secara psikologis, kemacetan selalu membuat para pengendara habis kesabaran dan cenderung ingin saling mendahului.

Di lampu merah terutama, sering terlihat banyak sepeda motor yang berhenti melebihi batas yang disediakan. Tak jarang sebelum lampu berubah menjadi hijau, beberapa kendaraan telah melaju duluan. Hal tersebut tentu sangat berbahaya dan tak jarang kecelakaanpun terjadi.

Menurut data yang dihimpun oleh POLRI, setiap tahun angka kecelakaan selalu meningkat.

Pada tahun 2015, korban meninggal dunia akibat kecelakaan berjumlah 22.158 jiwa dan tahun 2016 angkat tersebut naik sekitar tiga persen, yakni 23.683 jiwa.

Sementara itu, jumlah total kecelakaan yang terjadi pada tahun 2015 adalah 87.878 kali dan pada tahun 2016 sejumlah 96.635 kali.

Tentu angka tersebut menimbulkan kerugian yang tak terkira jumlahnya.

Lantas apa solusi untuk mengurangi resiko kecelakaan ini?

Sementara pemerintah telah meningkatkan jumlah dan mutu pelayanan transportasi umum seperti bus, kereta, dan pesawat.

Namun demikian, alat transportasi darat seperti bus dan angkot masih belum menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian karena memang tidak sepraktis dan seekonomis kendaraan pribadi seperti motor.

Hal ini masih menjadi PR bagi pemerintah untuk mengupayakan keselamatan masyarakat dalam melakukan mobilitas.

Sebenarnya masyarakat tak hanya pasif dalam hal ini, sejumlah solusi dan pendapatpun telah disuarakan sebagai kritik, misalnya pemerintah selalu menambah kuota jumlah kendaraan yang bisa dipasarkan di Indonesia dan tidak segera memperbaharui dan mempercanggih alat transportasi umum.

Bahkan sekarang, untuk mendapatkan kendaraan bermotor sangat mudah dengan cara kredit yang bahkan tanpa uang muka.

Hal ini sebenarnya mengerikan karena mindset masyarakat tak akan pernah berubah dan memilih kendaraan umum sebagai sarana transportasi utama. Kalaupun pemerintah berusaha meredam pemakaian kendaraan bermotor dengan cara menaikan harga bahan bakar dan menaikkan tarif pajak, hal tersebut tak akan berdampak banyak.

Semestinya pemerintah membuat kebijakan baru, yakni mempersulit atau mengurangi angka pembelian kendaraan bermotor yang diimbangi dengan penambahan jumlah, mutu, dan jalur bagi kendaraan umum sehingga situasinya bisa seperti zaman dahulu, yakni warga lebih memilih kendaraan umum untuk bepergian.

Pernyataan Ulang Pendapat

Kemacetan yang terjadi di jalan raya akibat banyaknya jumlah kendaraan yang melintas tak hanya berdampak sepele.

Ancaman di jalan raya bukanlah mitos bahwa resiko keselamatan mengendarai kendaraan pribadi untuk bepergian hanyalah 50% saja.

Berhati-hati kadangkala bukanlah jaminan, pasalnya di jalan raya para pengendara berhadapan dengan pengendara lainnya yang kadangkala ceroboh dalam berkendara.

Mudik Macet Khas Lebaran

Pernyataan Pendapat

Lebaran di Indonesia selalu diwarnai dengan kemacetan di berbagai wilayah khususnya pulau Jawa dan Sumatra.

Meski pemerintah telah menyediakan berbagai jenis alat transportasi tambahan, akan tetapi banyak pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi karena dengan begitu mereka bisa bersilaturahmi ke kerabatnya dengan mudah tanpa harus memikirkan kendaraan lagi.

Namun, resiko macet yang dihadapi juga tidak bisa disepelekan. Tak hanya itu, kecelakaan di jalan juga menjadi resiko yang mengerikan.

Argumentasi

Lebaran semestinya menjadi momen yang membahagiakan karena umat muslim tak hanya dapat berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarganya, namun juga sebagai media untuk mempererat tali kasih sayang dan persaudaraan.

Sayangnya lebaran juga seringkali diliputi dengan suasana duka dengan kasus meninggal karena kecelakaan di jalan.

Angka kematian karena kecelakaan pada tahun 2017 bisa dibilang menurun berdasarkan data yang dihimpu oleh Polri dari angka 1.261 jiwa (tahun 2016) menjadi 743 jiwa (tahun 2017).

Bisa dibilang ini menjadi salah satu prestasi dari upaya pemerintah dan Polri untuk menekan angka kematian akibat kecelakaan sata mudik.

Tetapi jika disikapi kembali, apakah setiap tahun harus selalu ada korban?

Bagaimanapun juga angka 743 jiwa yang meninggal bukanlah hal yang sepele.

Lantas apa upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk semakin meminimalisir angka kematian akibat kecelakaan di jalan raya?

Jika ditinjau kembali, banyak masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk mudik. Tentu selain karena mereka ingin bisa bepergian ke rumah kerabatnya tanpa harus bingung dengan kendaraan, sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah tetap tidak memadai.

Kita bisa melihat penumpang yang berjubel di setiap kendaraan umum dan tentunya bepergian dengan kondisi semacam itu sangatlah tidak nyaman dan sama-sama beresiko. Apa boleh buat, masyarakat tak punya pilihan lain.

Mudik saat lebaran bisa jadi adalah kewajiban dan kebutuhan yang harus dilakukan oleh sebagian besar warga muslim (dan bahkan yang non muslim).

Sebetulnya budaya mudik ini merupakan budaya turun temurun yang telah ada bahkan pada masa kolonial belanda.

Namun demikian, di masa lalu lebaran tidak identik dengan kemacetan karena selain masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi memang tak banyak dimiliki oleh masyarakat karena harganya mahal dan cara membelinyapun susah.

Lalu bagaimana dengan mudik pada tahun-tahun berikutnya ketika jumlah masyarakat dan jumlah kendaraan sudah semakin bertambah? Akankah jalan raya bisa muat untuk dilalui semua jumlah kendaraan yang ada?

Rekayasa lalu lintas, pembagian arus, dan penambahan armada harus ditingkatkan oleh pemerintah guna menekan jumlah angkan kematian akibat kecelakaan pada saat arus mudik lebaran.

Bagaimanapun juga, masyarakat harus dikondisikan untuk memilih kendaraan umum sebagai alat transportasi mudik. Tentu hal tersebut harus pula diimbangi dengan kualitas pelayanan, misalnya semua penumpang bisa duduk, jalur bus dibuat khusus agar dapat sampai tepat waktu tanpa terganggu kendaraan lain, dan lain sebagainya.

Pernyataan Ulang Pendapat

Sangat disayangkan apabila lebaran diwarnai dengan duka akibat kematian karena kecelakaan saat mudik.

Masyarakatpun harus menyadari hal ini dan sudah semestinya untuk ikut memikirkan solusi minimal untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing saat mudik dengan cara disiplin berkendara, mematuhi aturan dan melaksanakan himbauan pemerintah dan Polri seperti misalnya beristirahat ketika sudah lelah.

Jika kita bandingkan, kedua contoh teks opini editorial diatas memiliki perbedaan dan persamaan. Berikut analisa singkatnya:

Persamaan:

  1. Dua teks tersebut sama-sama membahas tentang mobilitas yang terjadi di jalan raya.
  2. Dua teks tersebut menyinggung tentang jumlah kendaraan pribadi yang semakin tahun semakin banyak.
  3. Dua teks tersebut sama-sama membahas tentang kecelakaan dan angka kematian yang terjadi akibat kecelakaan di jalan raya.
  4. Dua teks tersebut sama-sama menyinggung tentang kurangnya usaha pemerintah dalam memberikan fasilitas transportasi, khususnya transportasi darat yang memadai, layak dan nyaman.

Perbedaan:

  1. Teks pertama membahas kemacetan dan kecelakaan yang terjadi di jalan raya secara umum, sementara teks kedua lebih kepada kemacetan dan kecelakaan pada saat arus mudik lebaran.
  2. Teks pertama menekankan pentingnya usaha pemerintah dalam meminimalisir jumlah kendaraan pribadi, sementara teks kedua menekankan pentingnya usaha pemerintah untuk menekan jumlah angka kematian akibat kecelakaan di jalan.

Kalimat Opini

Kalimat opini merupakan suatu kalimat yang mengandung gagasan, pendapat, saran, ide dan pemikiran yang berdasarkan suatu fakta tertentu.

Untuk lebih mudah memahami tentang kalimat opini, berikut ini terdapat 11 contoh kalimat fakta yang diikuti dengan opini atas fakta tersebut:

  1. Soekarno adalah Presiden RI yang pertama (fakta). Seokarno adalah presiden yang hebat (Opini).
  2. Kopi adalah jenis minuman yang mengandung kafein (fakta). Kopi merupakan kawan nongkrong yang nikmat (Opini).
  3. Cabe memiliki kandungan vitamin C yang jauh lebih tinggi daripada jeruk (fakta). Masakan tanpa cabe akan terasa kurang sempurna kelezatannya (opini).
  4. Patung obor di puncak monas terbuat dari bahan yang bercampurkan emas (fakta). Obor di puncak monas melambangkan semangat bangsa yang tak bisa padam (opini).
  5. Nyamuk Aedes Aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue (fakta). Sebaiknya segera dilakukan pemberantasan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan (opini).
  6. Ketika lebaran atau liburan banyak terjadi kemacetan di jalan (fakta). Sebaiknya selalu hati-hati saat di jalan, pastikan kendaraan dalam kendaraan baik dan pastikan mengendara dalam kondisi prima untuk mencegah terjadinya kecelakaan (opini).
  7. Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik dan hal tersebut membuat beberapa negara lain khawatir terutama Jepang dan Korea Selatan atas dampak yang ditimbulkan dari rudal tersebut (fakta). Peristiwa itu dinilai sebagai gertakan Korut kepada Amerika (Opini)
  8. DPR berencana mengajukan anggaran untuk membangun apartemen baru karena gedung DPR dirasa kurang memadai dan membuat kinerja anggota DPR tidak maksimal (Fakta). Hal itu bisa dinilai sebagai akal-akalan DPR untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas sejumlah kasus yang sedang terjadi di Indonesia karena tentu wacana tersebut akan menuai banyak kritik (Opini).
  9. Buah pisang ternyata tak hanya kaya akan folat namu juga vitamin C (fakta). Buah pisang baik sekali untuk dikonsumsi setiap hari terutama pada waktu-waktu tertentu ketika kita tak sempat makan tetapi harus melakukan aktivitas berat di lingkungan yang berpolusi (Opini).
  10. Kanker merupakan penyakit berbahaya yang sulit ditangani dan sering kali menyebabkan kematian (Fakta). Makoto Kondo, seorang pakar ahli penyakit kanker dari Jepang mengatakan bahwa kanker tak perlu diobati karena hal itu merupakan pekerjaan yang sia-sia dan justru malah akan membuat sel kanker tumbuh lagi dan semakin mengganas. Oleh karenanya, penderita kanker sebaiknya bersantai saja dan tidak perlu merasa terbebani dengan penyakitnya karena justru dengan hidup bahagia dampak kanker bisa mereda (Opini).
  11. Hitler adalah pemimpin Jerman pada masa perang dunia ke dua (fakta). Hitler merupakan seorang pemimpin cerdas, dikagumi, dan dipuja oleh rakyatnya meski ia adalah seorang pemimpin yang sangat kejam (opini).

Demikianlah 11 contoh kalimat fakta dan opini.

Jika kalimat tersebut dikembangkan dalam beberapa paragraf panjang, maka kalimat-kalimat tersebut akan berubah menjadi teks editorial/opini yang utuh sebagaimana bisa kita temukan dalam esai atau kolom opini di koran.

Contoh Paragraf Fakta Dan Opini Tentang Masalah Lingkungan

via pinterest.com

Berikut ini terdapat 3 contoh paragraf fakta dan opini yang membahas tentang masalah lingkungan:

Contoh 1:

Paragraf Fakta

Sungai Kaligede Pecangan, Jepara dipastikan telah tercemar dengan adanya indikasi berupa perubahan warna air yang kini menjadi hitam dan mengeluarkan bau tak sedap.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab pencemaran di sungai tersebut adalah pembuangan limbah rumah tangga sebagai penyebab sekunder dan pembuangan limbah industri seperti garmen, tahu dan tempe sebagai penyebab primer.

Pencemaran ini semakin parah karena di daerah tersebut telah banyak bermunculan industri baru yang masih mengelola limbah dengan cara yang tidak sesuai dengan prosedur kesehatan lingkungan

Paragraf Opini

Meski munculnya industri-industri baru terutama di bidang garmen dan kemunculannya tersebut mampu menyerap ribuan tenaga kerja, akan tetapi sisi negatif dari munculnya industri-industri tersebut adalah rusaknya lingkungan sekitar akibat polusi dan limbah dari industri tersebut.

Semestinya pemerintah harus lebih tegas dalam memberikan izin usaha dan menerapkan peraturan tentang lingkungan agar pabrik-pabrik yang terdapat di Pecangan tersebut mengelola limbah industri hingga senetral mungkin dan minim pencemaran.

Jika hal tersebut dilakukan, maka sisi positif dari kemunculan industri-industri baru tersebut akan semakin meningkat.

Contoh 2:

Paragraf Fakta

Pencemaran limbah di kali Ngrawa Tulungagung sudah semakin parah dari waktu-ke waktu. Limbah tersebut merupakan limbah dari berbagai jenis sampah plastik dan limbah rumah tangga yang dibuang di sungai dari waktu-ke waktu.

Sementara itu, dinas lingkungan kota terkait kekurangan tenaga untuk menanggulangi sampah-sampah tersebut setiap harinya.

Sebenarnya larangan untuk membuang sampah di sungai sudah terpampang di banyak tempat di sekitar sungai dan pemukiman tersebut dan beberapa kali para relawan juga turut membantu membersihkan sampah tersebut namun karena banyak warga yang masih membuang sampah di sungai, akibatnya sampah-sampah tersebut tak kunjung habis dan semakin bertambah.

Dampak yang paling terasa dari penumpukan sampah di sungai Ngrowo tersebut adalah air sungai tersebut berwarna gelap, bau, terlihat kumuh serta banyak ikan yang tak bisa lagi hidup di sungai tersebut.

Paragraf Opini

Tumpukan sampah di sungai Ngrowo Tulungagung barangkali memang tidak sebanyak seperti yang terdapat di sungai-sungai kota besar seperti Jakarta, namun dikhawatirkan jika sampah tersebut tidak dibersihkan sejak dini, pada masa yang akan datang sungai tersebut kehilangan fungsi utamanya sebagai saluran air alami pencegah terjadinya banjir di kota Tulungagung.

Terlebih, saat ini keberadaan sampah di sungai itu sudah sangat mengganggu dalam beberapa hal.

Dampak dari tercemarnya sungai tersebut, pertama, sungai tersebut tidak bisa lagi dipergunakan airnya untuk keperluan peternakan dan pengairan sawah.

Kedua, ikan di sungai tersebut hampir habis dan ikan yang tersisa merupakan ikan yang mengandung zat berbahaya sehingga tak bisa lagi untuk dikonsumsi manusia.

Ketiga, aroma sungai tersebut mengganggu pemukiman sekitar dan yang keempat pemandangan di sekitar sungai Ngrowo sudah tak sedap lagi dipandang.

Beberapa tahun silam sebelum sungai Ngrowo telah tercemar sampah, masih banyak orang yang menggantungkan hidupnya untuk mencari ikan di sungai ini.

Tak hanya itu, sungai Ngrowo merupakan salah satu sungai yang bisa dimanfaatkan untuk pengairan sekaligus bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan sistem keramba.

Namun kini sungai itu ibarat telah menjadi selokan limbah yang bau dan beracun.

Pemerintah daerah Tulungagung dan para relawan telah berupaya menanggulangi sampah-sampah ini, namun karena masih banyak warga yang membuang sampah dan limbah di sungai, maka masalah ini tak bisa diatasi.

Seharusnya pemda Tulungagung menerapkan sistem denda kepada siapapun yang ketahuan membuang sampah di sungai sehingga para pelakunya jera sebagaimana sistem ini sangat efisien dan telah diterapkan dibeberapa negara seperti Singapura dan beberapa negara maju lainnya.

Contoh 3

Paragraf Fakta

Jembatan Gajah Mada, Mojokerto, baru-baru ini dinyatakan darurat sampah popok.

Amin Wachid, Kepala Lingkungan Hidup kota Mojokerto membuat tim khusus, yakni satuan petugas evakuasi popok untuk mengatasi persoalan tersebut.

Amin menyatakan bahwa sebagian besar popok tersebut berasal dari sampah warga perkotaan yang cenderung lebih banyak menggunakan popok instant dan membuangnya di sungai Brantas.

Tidak menutup kemungkinan bahwa popok tersebut juga berasal dari kota lain seperti Kediri dan Jombang yang juga dilewati oleh sungai Brantas.

Sampah popok tersebut dinilai sebagai permasalahan serius mengingat bahwa bahan dari sampah popok tersebut sangat sukar terurai sehingga jika dibiarkan terlalu lama tersangkut di area sekitar Jembatan Gajah Mada, hal itu tak hanya beresiko terhadap keamanan jembatan sekaligus akan mengganggu ekosistem di wilayah tersebut.

Paragraf Opini

Gel yang terkandung dalam sampah popok merupakan zat yang berbahaya bagi lingkungan terutama air sehingga daerah sungai yang dipenuhi sampah popok merupakan zona rawan.

Sampah popok memang tidak akan membuat air sungai menjadi keruh dan bau, namun karena popok ini sangat sulit terurai.

Contoh Fakta dan Opini Dalam Koran

via pinterest.com

Di dalam koran, selalu tersedia kolom opini yang ditulis oleh pihak redaktur atau kiriman dari pembaca.

Opini dalam koran tidak lepas dari fakta-fakta yang dirujuk oleh penulis terkait dengan pendapat pribadi penulis opini atas fakta-fakta tersebut.

Berikut ini terdapat 3 contoh untuk menentukan fakta dan opini dalam koran.

Contoh 1

Kutipan Artikel Opini Kompas, 26-07-2017

Oleh: Yonki Karman

Indonesia Itu Kita

”Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.” (Jakarta 17-8-’45, wakil-wakil bangsa Indonesia) Kepada dunia luar, proklamasi merayakan kekamian Indonesia sebagai bangsa. Kami berhadapan dengan kekuatan kolonialisme asing. Kami, para pejuang kemerdekaan, pedagang biasa, kaum terpelajar, ibu rumah tangga, dari berbagai suku dan agama. Ke dalam, proklamasi juga merayakan kekitaan Indonesia sebagai bangsa yang bersatu. [...]

Analisis:

- Fakta:

Dari kutipan tersebut kita sudah mendapatkan teks fakta tepat pada kalimat pembuka di bagian paragraf awal opini tersebut, yakni: “”Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”

Kalimat tersebut merupakan dokumen proklamasi kemerdekaan RI yang dibacakan oleh presiden Soekarno. Dengan demikian, kalimat tersebut merupakan kalimat fakta.

- Opini:

Judul dan kalimat kedua hingga terakhir dalam paragraf kutipan tersebut merupakan kalimat-kalimat opini yang dibangun oleh penulis berdasarkan kalimat fakta yang telah dituliskan di awal paragraf.

Kenapa disebut sebagai opini? Karena kalimat tersebut jelas berposisi sebagai pendapat/ungkapan yang bertujuan untuk meyakinkan kepada pembaca atas isi dari kalimat tersebut.

Contoh 2

Kutipan Berita Koran Sindo, 26-07-2017

Oleh: Agung Bakti Sarasa

Saat Jokowi Dan Istri Duduk Di Kendaraan Hias Basajan

BANDUNG - Ribuan orang tumpah ruah di Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan yang digelar di pusat Kota Bandung. Tua, muda, hingga anak-anak larut dalam kemeriahan puncak peringatan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia tersebut.

Kemeriahan semakin terasa saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan istri Iriana Jokowi serta para pejabat tinggi pemerintah pusat hadir di panggung kehormatan yang dibangun tepat di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (26/8/2017).

Terik matahari tak menyurutkan langkah Jokowi dan istri yang tiba tepat waktu pukul 14.05 WIB. Senyum lebar pun tak henti-hentinya dilepaskan Presiden Jokowi yang kala itu mengenakan Beskap berwarna ungu.

Sementara sang istri tampak elegan dengan balutan kebaya dan alas kaki Kelom Geulis khas Tasikmalaya. Riuh bunyi kohkol (kentongan khas Sunda) yang ditabuh Jokowi yang langsung disambut bunyi kohkol dan kendang tangan yang ditabuh ribuan orang menandai dibukanya karnaval tersebut.

Jokowi pun tampak sumringah menyaksikan satu per satu peserta karnaval saat melintasi panggung kehormatan. Di tengah-tengah kemeriahan karnaval, ada hal yang istimewa. Sebuah kendaraan hias yang dirancang khusus seniman dan budayawan Sunda melaju pelan mendekati panggung kehormatan.

Itulah kendaraan hias yang dibuat khusus untuk mengantarkan Jokowi dan istri ke panggung kehormatan kedua yang dibangun di Taman Vanda, di kawasan Jalan Merdeka, Kota Bandung. Jokowi dan sang istri yang didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menaiki kendaraan hias tersebut.

Dari atas kendaraan hias yang tampak gagah, namun sederhana itu, senyum ramah Jokowi tak henti-hentinya diumbar kepada warga yang memadati lintasan arak-arakan karnaval, mulai Jalan Diponegoro, Ir H Djuanda, Merdeka, hingga berakhir di Taman Vanda.

Kendaraan hias istimewa tersebut merupakan hasil rancangan seniman dan budayawan sekaligus pengajar di Institut Teknologi Bandung Tisna Sanjaya bersama rekan sesama budayawan Aat Suratin dan sejumlah budayawan lainnya.

Menurut Tisna Sanjaya, mobil hias tersebut menyimbolkan kerja keras pemimpin untuk membawa kesejahteraan rakyatnya. Konsep yang diusung adalah "Mobil Bajasan" yang bermakna sederhana, tetapi lahir dari kerja keras.

Analisis

Dari kutipan berita tersebut, kita bisa melihat beberapa paragraf fakta dan satu paragraf opini.

Paragraf fakta tersebut merupakan fakta lapangan yang dilihat berdasarkan pengamatan dan pembahasaan penulis berita.

Sementara paragraf opini merupakan teks berita yang bukan berisi deskripsi faktual, melainkan tafsir atas fakta lapangan.

Paragraf opini dalam berita tersebut bisa berasal dari wawancara terhadap narasumber tertentu. Dalam hal itu, narasumber mengungkapkan pendapatnya atas fakta terkait.

Berikut ini merupakan penjelasan lengkapnya:

- Fakta:

8 paragraf pertama dalam koran tersebut merupakan paragraf fakta karena dalam paragraf tersebut terdapat kalimat-kalimat deskripsi fakta lapangan yang dituliskan berdasarkan pengamatan penulis berita.

Meski bahasa yang digunakan terkesan cair dan santai, namun kalimat-kalimat tersebut tentunya merujuk pada fenomena yang telah terjadi waktu itu.

- Opini:

Sementara paragraf opini terletak dalam paragraf ke 9 (terakhir pada kutipan tersebut).

Paragraf itu berisi opini dari seorang narasumber yang diwawancarai, yakni Tisna Sanjawa, yang berupa penafsiran atas makna mobil hias yang dinaiki oleh presiden Jokowi dan Istrinya.

Dari kalimat-kalimat pada paragraf tersebut sudah sangat jelas bahwa yang namanya makna dari suatu simbol bukanlah fakta, melainkan penafsiran yang bisa disetarakan dengan pemikiran atau opini.

Contoh 3

Kutipan koran Sindo, 25-07-2017

Oleh: Rico Afrido Simanjuntak

Radikalisme Bahaya Karena Diimingi Surga

JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai radikalisme agama sangat berbahaya, karena iming-imingnya adalah masuk surga.

"Padahal, semua orang yang beragama tentu merindukan surga," kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, Jumat (25/8/2017).

Sebagai akibatnya, agama sendiri dianggap paling benar, dan hal tersebut berdampak sangat mengerikan. Pasalnya, semua orang bisa melakukan kekerasan atas nama agama.

Pria yang akrab disapa Romi ini mengatakan, radikalisme ada di semua agama. "Misal dalam agama Hindu ada kelompok radikal Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), yang menyerang pertemuan ibadah Minggu di Karnataka, India pada 3 Maret 2012," tuturnya.

Kelompok Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) itu pada tahun 2014 melakukan pemaksaan kepada ratusan penganut Kristen dan Islam di Agra untuk pindah ke agama Hindu.

Kemudian, kelompok Kristen Radikal Amerika Serikat Timothy Veigh. Mereka pernah melakukan pengeboman Oklahoma City pada 19 April 1995.

Analisis:

Dalam kutipan koran tersebut terdapat beberapa teks fakta dan opini pada paragraf-paragraf yang akan dijelaskan pada bagian berikut ini:

- Fakta:

Paragraf ke 4-6 merupakan paragraf-paragraf yang memuat konten-konten faktual.

Pada paragraf ke empat, bahwa kelompok radikal Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) pada faktanya memang pernah menyerang pertemuan ibadah Minggu di Karnataka, India, 3 Maret 2012.

Pada paragraf ke 5, faktanya kelompok radikal yang sama, RSS juga telah melakukan pemaksaan kepada ratusan penganut kristen dan islam di Agra agar memeluk agama hindu.

Sementara pada fakta yang berbeda, kelompok kristen radikal Timothy Veigh juga pernah melakukan tindakan pengeboman di Oklahoma City,

- Opini:

Paragraf ke 1-3 sudah tentu merupakan opini;

paragraf 1 memuat penilaian PPP atas keberadaan paham radikal sebagai hal yang berbahaya, dilanjutkan ke paragraf 2-3.

Mengapa bahaya? Karena tindakan radikal tersebut merupakan implementasi atas iming-iming masuk sorga, maka dengan demikian banyak orang rela dan mau berbuat apapun demi sorga.

Hal inilah yang menurut partai PPP agama dijadikan dalih kebenaran atas tindakan radikal.

Contoh Fakta dan Opini Dalam Teks Berita

via pinterest.com

Beberapa contoh fakta dan opini berikut ini diambil langsung dari kutipan teks-teks berita seperti yang akan dijelaskan berikut ini:

Contoh 1

Teks berita berikut ini diambil dari koran Sindo, 26-17-2017

Ditulis oleh: Rakhmatulloh

Soal Gedung Baru DPR, Harusnya Wakil Rakyat Malu Dengan Presiden

JAKARTA - Wacana Pembangunan gedung baru yang disertai apartemen oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menuai polemik di masyarakat. Bahkan wakil rakyat terbelah dalam menyikapi wacana gedung baru tersebut.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengaku mempertanyakan adanya wacana DPR yang ngotot ingin membangun gedung baru itu, sementara DPR dinilai minim prestasi dalam hal legislasi dan pengawasan.

Menurutnya, sebuah konsekuensi logis sikap anggota DPR tidak lagi berpikir dengan akal sehat (common sense) dan matinya hati nurani.

"Presiden saja sebagai kepala negara tidak pernah membuat wacana apalagi sampai meminta gedung atau Istana baru walaupun seperti diketahui bahwa usia Istana Negara sudah sangat tua, sedangkan DPR hampir setiap tahun merengek meminta gedung baru dengan berbagai alasan dan lagu lama kaset usang. Padahal usia Gedung DPR lebih muda dibandingkan usia Istana Negara," ujar Pangi dalam siaran persnya, Rabu (23/8/2017).

Berdasarkan survei Global Corruption Barometer (GCB) selama Juli 2015 sampai Januari 2017, menempatkan legislatif sebagai lembaga paling korup, setidaknya selama tiga tahun terakhir.

Analisis:

Dalam penggalan teks berita tersebut terdapat dua jenis paragraf, yakni paragraf fakta dan paragraf opini. Berikut penjelasannya:

Fakta:

Paragraf fakta terdapat dalam paragraf 1, 4 dan 5 karena dalam paragraf tersebut memuat konten-konten faktual yang terjadi saat ini.

Pada paragraf pertama, faktanya memang DPR memunculkan wacana untuk membangun gedung baru dan hal ini menimbulkan polemik di masyarakat pada paragraf ke 3.

Presiden tidak mengajukan pembangunan atau renovasi istana negara adala fakta, usia gedung istana negara lebih tua daripada gedung DPR adalah fakta, dan DPR selalu minta berbagai fasilitas baru setiap tahunnya adalah fakta.

Opini:

Sementara pada paragraf ke 2 dan ketiga dalam kutipan berita tersebut berisi teks opini.

Pertama, pada paragraf kedua, bahwa DPR minim prestasi merupakan suatu opini meski hal itu berdasarkan fakta.

Kenapa opini? Karena ujaran tersebut dimaksudkan sebagai kritik sekaligus penilaian.

Sementara pada paragraf ke 3, DPR tidak bisa berfikir dengan akal sehat serta tak disertai dengan hati nurani dalam setiap tindakannya merupakan opini yang dibentuk berdasarkan fakta, terlebih di dukung oleh fakta pada paragraf ke 5 yang menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir DPR merupakan lembaga negara yang paling korup.

Contoh 2

Teks berita ini diambil dari koran Sindo, 25-07-2017

Oleh: (kur)

Pansus Angket DPR Sindir Johan Budi Seperti Cacing Kepanasan

JAKARTA - Juru Bicara (Jubir) Kepresidenan, Johan Budi disindir kalangan DPR. Sindiran tersebut terkait reaksi Johan Budi yang mempertanyakan kapasitas Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dalam mengusulkan pemanggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Panitia Khusus (Pansus) angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Wakil Ketua Panitia khusus (Pansus) hak angket DPR tentang KPK, Masinton Pasaribu mengatakan, reaksi Jokowi sangat bertolak belakang dengan Johan Budi. Menurutnya Jokowi santai menyikapiu usulan Fahri Hamzah.

"Presidennya aja santai, jubirnya jangan kayak cacing kepanasan," ujar Masinton di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/8/2017).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengingatkan, seorang Jubir Kepresidenan seharusnya bekerja sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya (tupoksi). Menurutnya Johan Budi perlu lebih selektif dalam mengeluarkan pernyataan.

Analisis:

Empat paragraf kutipan berita tersebut memuat 1 paragraf fakta dan 3 paragraf opini sebagaimana akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

Fakta:

Paragraf pertama merupakan paragraf fakta yang mencatat bahwa Johan Budi, Juru bicara kepresidenan telah disindir oleh kalangan DPR karena mempertanyakan kapasitas wakil ketua DPR Fahri Hamzah dalam mengusulkan pemanggilan presiden Jokowi oleh pansus angket KPK.

Opini:

Paragraf ke 2-4 merupakan paragraf yang berisi teks opini, yakni penilaian-penilaian narasumber seperti Masinton atas sikap Johan Budi dan Jokowi.

Pada paragraf kedua, opini yang dilontarkan Masinton adalah bahwa sikap Jokowi bertolak belakang dengan Johan Budi.

Hal ini bukanlah fakta karena dalam soal sikap, tak ada bukti jelas yang bisa membuktikannya, dengan kata lain hal tersebut hanyalah penafsiran.

Sementara pada paragraf ke 3, Masinton menyerukan pedapatnya atas reaksi Johan Budi dengan ungkapan bahwa Johan Budi seperti cacing kepanasan.

Hal ini bukanlah fakta karena sikap Johan Budi, secara fakta, berbeda dengan perilaku cacing yang kepanasan.

Sementara paragraf ke empat memuat opini Mansinton atas bagaimana seharusnya juru bicara kepresidenan bekerja, hal tersebut hanya sampai sebatas opini karena tidak sepenuhnya merujuk pada tugas-tugas yang harus diemban oleh Johan Budi secara faktual.

Contoh Teks Editorial Tentang Pendidikan

via pinterest.com

Dibawah ini merupakan contoh teks editorial tentang pendidikan di Indonesia.

Pernyataan Pendapat

Kenapa pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain?

Seharusnya revolusi mental yang dikumandangkan oleh Presiden Jokowi bukan hanya sekedar slogan, melainkan amanah sekaligus beban bersama yang harus dibenahi bersama-sama.

Bagaimanapun juga, pendidikan tak bisa dilepaskan dari sektor lain, oleh karenanya untuk memajukan pendidikan pemerintah tak bisa mengandalkan dinas terkait semata, harus ada dukungan dari sektor lain, terutama dalam hal ekonomi.

Argumentasi

Ada beberapa faktor yang membuat pendidikan di Indonesia tetap terpuruk, pertama adalah soal kesejahteraan para pengajar, kedua adalah fasilitas, ketiga adalah stigma dan kecenderungan masyarakat dalam menyikapi pendidikan, dan yang terakhir adalah mental korup dan gampang menyerah yang menjangkiti sebagian besar pegawai pemerintah dan masyarakat.

Meski pemerintah telah mengalokasikan dana 20% dari APBN dan APBD, namun pada praktinya hal tersebut tak sepenuhnya terwujud.

Tidak semua daerah mengalokasikan APBD sebesar 20% untuk pendidikan dan sementara itu, dana dari APBN banyak diselewengkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.

Bahkan, pihak sekolah itu sendiri tak luput dari dosa menyelewengkan dana dalam pengertian dana tersebut tak sepenuhnya disalurkan untuk kepentingan siswa.

Apa buktinya?

Gampang saja, uang siapa yang dipergunakan untuk membeli kebutuhan kantor seperti misalnya kopi, teh, gula, susu, makanan, dan hal remeh temeh lainnya? Berapa banyak jumlah sekolah yang memiliki kamar mandi/toilet yang layak?

Lalu dari pihak dinas pendidikan daerah setempat yang sering mengadakan rapat di tempat-tempat mahal atau dengan menggunakan konsumsi mahal, uang siapakah itu? Perlukan rapat di tempat-tempat semacam restoran dan cafe?

Hal ini dianggap wajar karena dinas lainnya melakukan hal serupa. Betapa tidak, bahkan DPR saja memberikan contoh buruk dalam mengelola keuangan negara, seolah mereka semua tidak bisa bekerja jika tidak dengan menggunakan fasilitas mewah.

Bayangkan dengan pemerintah masa lalu, guru-guru masa lalu, prajurit masa lalu yang berkarya dengan keringat, darah, dan air mata untuk kemerdekaan Indonesia.

Jangankan fasilitas mewah, rapat dengan hidangan seadanya saja sudah untung.

Negara barangkali belum sepenuhnya berhasil dalam memajukan pendidikan. Lantas, bagaimana dengan masyarakat sendiri?

Banyak masyarakat yang menempatkan dan menggantungkan pendidikan anak hanya di sekolah saja. Sementara itu, mendidik anak seharusnya dilakukan terus menerus baik di sekolah atau di rumah seiring dengan pertumbuhannya.

Apakah jika anak sudah tamat sekolah maka tidak perlu lagi pendidikan?

Pada praktinya, pendidikan seolah berhenti ketika anak sudah tamat sekolah.

Seharusnya tidak demikian, orang tua harus selalu punya cara dan punya sesuatu untuk diajarkan kepada anak-anaknya, demikianpula sebaliknya sehingga setiap orang tak pernah berhenti belajar.

Jika hal ini terjadi, tanpa subsidi dari pemerintahpun pendidikan akan berjalan dengan baik karena masyarakat hidup dengan kultur dan kesadaran untuk butuh belajar.

Pada kenyataannya tidak sepenuhnya demikian, masyarakat Indonesia sudah terlalu lelah untuk memikirkan nasib mereka sehingga tak sempat berfikir dalam tentang pendidikan.

Pernyataan Ulang Pendapat

Pendidikan dianggap selesai dengan bersekolah dan kuliah (dalam hal ini, pendidikan bergantung pada peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas dan SDM).

Padahal, makna kata mendidik itu lain dengan mengajar. Mendidik lebih luas dari mengajari anak mata pelajaran sekolah.

Mendidik seorang anak tak hanya agar si anak pintar, naik kelas, dan lulus, tapi juga harus menjadi manusia yang bermoral baik, bermartabat, berkembang, serta mampu menciptakan kebaruan dalam hidup bermasyarakat dan berbudaya.

Oleh sebab itulah pendidikan tak cukup dilakukan di sekolah dan oleh karenanya seorang pendidik (guru, orang tua, teladan) tak boleh lelah untuk mendorong anak tetap bersemangat berusaha melampaui keterbatasannya.

Contoh Teks Editorial Tentang Lingkungan

via pinterest.com

Contoh teks editorial kali ini membahas tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Pernyataan Pendapat

Menjaga kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan merupakan hal yang penting namun sering terlewatkan.

Belum banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan terutama dalam hal kebersihan karena hal ini belum menjadi kebiasaan dan kebutuhan utama.

Padahal, di negara-negara maju, kebersihan, kerapian dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian penting karena manfaatnya bukan hanya untuk kehidupan di masa mendatang, namun juga untuk menjaga kesehatan fisik dan psikologis masyarakatnya saat ini.

Argumentasi

Lingkungan yang bersih dan sehat mampu meningkatkan produktivitas dan semangat hidup manusia. Sayangnya di Indonesia hal ini belum menjadi kebutuhan pokok yang penting.

Hal tersebut bisa kita lihat dari banyaknya sampah yang menumpuk di sungai, laut, pinggir jalan, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya.

Tak jarang hal ini menimbulkan masalah seperti misalnya banjir, wabah demam berdarah serta penyakit lainnya.

Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang bisa dimulai dari tiap-tiap lingkungan kecil, yakni lingkungan rumah tangga.

Lingkungan yang rawan sampah juga belum mendapatkan perhatian utama dari pemerintah mengingat upaya yang dilakukan oleh pemerintah hanya sebatas upaya yang bisa dibilang telah usang, yakni menimbun sampah di tempat pembuangan sampah akhir dan dimusnahkan dengan cara dibakar.

Sementara itu, sampah bisa menjadi potensi energi dan ekonomi jika dikelola dengan baik seperti misalnya dengan cara daur ulang untuk sampah non organik dan sumber energi dan pupuk untuk sampah organik.

Tentu saja pengolahan semacam ini membutuhkan biaya besar untuk dibuatkan sebuah instansi khusus pengolahan dan daur ulang sampah, namun dampaknya akan lebih banyak ke hal-hal yang positif, yakni penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara.

Di Jepang, misalnya, sampah justru bisa menjadi peluang baik untuk pertumbuhan ekonomi dan energi.

Sampah diolah sedemikian rupa sebagai pembangkit listrik atau menjadi gas untuk keperluan industri.

Selain itu, sampah juga bisa menjadi barang daur ulang. Proses pengolahan sampah tersebut tak hanya dikelola oleh negara, namun juga oleh masyarakatnya secara perorangan.

Wacana pemanfaatan sampah barangkali menjadi hal yang jarang dilirik sebagai peluang bisnis di Indonesia.

Tukang sampah dianggap sebagai pekerjaan kotor dan kurang terhormat. Masyarakat Indonesia cenderung enggan, malu, risih dan malas untuk berurusan dengan sampah.

Padahal, tak jarang para pengepul sampah, tukang rosok, dan industri daur ulang sampah telah meraup jutaan hingga milyaran rupiah dari sampah ini tanpa diketahui oleh orang banyak. Sementara itu, sampah masih tetap melimpah ruah dan para pengais rejeki dari sampah ini sampai kewalahan.

Persoalan sampah dan lingkungan tentu bisa dimulai dari lingkup kecil sebagaimana telah disinggung di awal, yakni dari lingkungan rumah tangga.

Tak sulit melakukannya, hanya butuh sabar dan telaten untuk memilah dan mengolah sampah agar tak mengganggu lingkungan, misalnya dengan menyediakan dua jenis tempat sampah untuk sampah organik dan anorganik, basah atau kering.

Sampah bisa saja dimusnahkan dengan cara dibakar, namun tentu mengolah sampah tetap menjadi aktivitas yang lebih bijaksana dan menguntungkan dari pada sekedar membuang atau membakar sampah.

Pernyataan Ulang Pendapat

Lingkungan yang bersih, sehat dan bebas sampah merupakan salah satu faktor yang mampu menunjang mutu hidup manusia agar tak hanya lebih sehat secara fisik dan psikologis namun juga produktif untuk bekerja dan berkreativitas.

Lingkungan semacam itu tentu menandai adanya managemen kehidupan manusia yang baik dan tertata rapi.

Mungkin hal ini masih menjadi hal langka da sulit terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, namun bukan berarti hal ini tak mungkin diwujudkan.

Jika masyarakat terus menerus diedukasi dengan tema pentingnya menjaga lingkungan secara terus menerus, maka hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat akan menjadi budaya baru.

Contoh Teks Editorial Tentang Sekolah

via pinterest.com

Contoh teks editorial dibawah ini membahas tentang pentingnya menikmati kegiatan belajar di sekolah.

Pernyataan Pendapat

Sekolah semestinya menjadi rumah ke dua bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang.

Namun pada prakteknya, banyak sekolah yang belum sepenuhnya menerapkan sebuah sistem belajar dan mengajar, belum membuat lingkungannya nyaman sehingga para murid merasa senang untuk bersekolah.

Membuat sekolah menjadi lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa sehingga lingkungan sekolah terasa sebagai rumah ke dua masih menjadi PR bagi dinas pendidikan dan para pengajar di sekolah.

Argumentasi

Banyak sekali sekolahan, terutama para pengajar di seluruh sekolah di Indonesia yang masih menggunakan perspektif lama dalam melangsungkan kegiatan belajar dan mengajar, yakni terlalu mengutamakan para siswa untuk disiplin dan memahami pelajaran sekolah.

Akibatnya, hal penting lainnya, yakni siswa senang belajar di sekolah, menjadi terabaikan.

Hal ini merupakan masalah vital yang harus segera disadari dan ditemukan solusinya. Metode belajar mengajar di sekolah sudah semestinya segera disegarkan.

Dampak buruk jika siswa tidak menyenangi situasi kegiatan belajar dan mengajar adalah, selain mereka menjadi stres dan trauma belajar, mereka juga akan cenderung mencoba untuk membolos dan mengulanginya lagi.

Situasi belajar dan mengajar yang lebih cenderung terasa kurang menyenangkan disebabkan oleh, salah satunya, kejar jam tayang kurikulum.

Artinya, dalam satu semester misalnya, guru sudah menyampaikan semua materi yang tertera dalam kurikulum, tak peduli apakah siswanya telah sepenuhnya paham atau tidak.

Sungguh sayang sekali jika hal ini terjadi terus menerus karena salah satu efeknya murid tidak akan menyenangi kegiatan belajar dan mengajar di sekolah, dan setelahnya murid tidak akan mengingat betul-betul apa yang telah mereka pelajari disekolah karena mereka belajar atas dasar kewajiban, bukan kesenangan.

Sehingga, sangat mungkin banyak hal yang telah mereka pelajari di sekolah akan dengan mudah terlupakan hanya dalam hitungan minggu atau bulan.

Lain cerita jika siswa menyenangi pelajaran yang mereka pelajari, mereka tak hanya akan mengingatnya, namun juga akan tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam dan mengembangkan kemampuannya.

Tentu hal ini lebih berharga dari sekedar siswa bisa mengerjakan soal-soal ujian.

Pernyataan Ulang Pendapat

Sudah waktunya bagi instansi pendidikan untuk lebih memperhatikan kembali aspek kenyamanan dan kesenangan siswa dalam mengikuti seluruh aktivitas dan kegiatan belajar di sekolah.

Dengan demikian, harapannya siswa tak akan mengalami trauma ilmu pengetahuan, sebaliknya siswa akan senang dan semakin terdorong untuk belajar secara mandiri.

Contoh Opini Publik Terbaru – Krisis Garam

via pinterest.com

Contoh opini publik terbaru yang akan kita bahas dibawah ini tentang krisis garam yang sedang terjadi di Indonesia.

Pernyataan Pendapat

Ada yang aneh ketika Indonesia sampai kekurangan garam sehingga harus mengimpor garam dari Australia.

Jika negara padang pasir seperti Mesir, Arab, atau daerah sabana seperti di benua Afrika kekurangan garam hal itu sangat wajar mengingat negri mereka jauh dari laut. Sementara itu, Indonesia yang kaya akan air laut kok bisa kehabisan garam?

Analisa mengatakan bahwa faktor cuaca telah membuat produksi garam menurun.

Argumentasi

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengolahan sumber daya alam di Indonesia, dalam kasus ini adalah air laut, sangat tidak optimal.

Pengelolaan dalam hal ini bukan hanya pada cara memproduksi garam semata namun juga regulasi pemasaran serta kisaran harga yang bisa menunjang taraf hidup petani garam.

Sampai sejauh ini garam Indonesia sebagian besar diproduksi dengan cara tradisional oleh para petani garam.

Produksi tersebut sangat mengandalkan matahari agar bisa menghasilkan garam dalam jumlah besar.

Saat cuaca tidak menentu dan sering turun hujan, maka produksi garam akan menurun dan bila musim hujan turun dalam jangka waktu yang lama maka stok garam akan habis lalu terjadi krisis garam dimana harga garam bisa naik lebih dari 3 kali lipat.

Sebelum krisis ini terjadi, pemerintah tak banyak memberikan perhatiaannya untuk para petani garam. Produksi garam masih dilakukan secara tradisional dan hidup petani garam kurang sejahtera.

Garam yang menjadi salah satu kebutuhan pokok selama ini disepelekan, harganya tidak mengalami kenaikan secara berkala dan produksinya masih tetap seperti itu kualitasnya.

Jika pemerintah sejak awal membidik potensi produksi garam Indonesia dan mengupayakan pengolahan garam dengan cara modern, barangkali garam Indonesia bisa bersaing dengan garam dunia sehingga kesejahteraan petani garam ikut meningkat.

Di luar negri, harga sebutir garam kristal bening bisa mencapai seribu rupiah, rasanya sama hanya saja bentuknya berbeda.

Yang menarik dari fenomena kelangkaan garam adalah munculnya garam oplosan, yakni garam yang dicampur dengan beling atau pecahan kaca untuk menambah berat bersihnya. Tentu yang menjadi korban adalah konsumen.

Tentunya pecahan kaca tersebut akan berbahaya jika tertelah karena bisa saja melukai lambung dan organ pencernaan lainya.

Selain itu ada juga fenomena garam yang dioplos dengan tawas dan hal itu tak kalah mengerikan dengan garam plus kaca.

Sekali lagi, hal ini adalah fakta mengerikan jika pemerintah menyepelekan garam. Lebih jauh dari hal ini, persoalan tersebut merupakan cermin bahwa potensi alam Indonesia tak tergarap dengan optimal.

Bagaimanapun juga, garam merupakan kebutuhan pokok yang digunakan semua orang setiap hari. Hampir semua produk makanan membutuhkan garam.

Revolusi garam di Indonesia hanya terjadi sekali saja selama ini, yakni ketika pemerintah mencanangkan program garam beryodium.

Di pasaran, harga garam beryodium sedikit lebih mahal dari garam biasa.

Sebelum ada program tersebut, masyarakat hidup dengan menggunakan garam biasa dan semuanya baik-baik saja.

Namun setelah muncul wacana baru tentang garam beryodium, masyarakat dengan senang hati beralih menggunakan garam beryodium untuk kebutuhan pengolahan makanan dan masakan sehari-hari. Masyarakat juga tak keberatan dengan harga baru garam tersebut.

Pada momen kali ini sebetulnya merupakan momen yang menarik untuk sekali lagi merevolusi garam Indonesia.

Revolusi ini tak hanya dalam ranah cara mengelola dan memproduksi, namun juga menentukan standar dan wajah baru garam Indonesia untuk kebutuhan rumah tangga.

Hal ini harus dilakukan untuk melindungi masyarakat dari garam palsu yang beredar di pasaran. Artinya, garam sudah harus dikelola dengan lebih baik dengan keterlibatan pemerintah dan pihak swasta.

Dengan demikian, garam akan menjadi prospek produksi yang menjanjikan mengingat negara ini kaya akan bahan baku garam berkualitas.

Lantas apakah para petani garam nantinya akan kehilangan mata pencaharian jika pemerintah atau bahkan pihak swasta turut serta dalam produksi garam Indonesia?

Semestinya tidak jika hal ini direncanakan dengan matang dan diatur sedemikian rupa. Justru hal ini akan menjadi peluang.

Pernyataan Ulang Pendapat

Krisis garam bisa dijadikan cermin bagi pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat untuk lebih mengoptimalkan lagi pengelolaan alam Indonesia yang kaya raya agar kedepannya hal semacam ini tak terulang lagi.

Jika tidak, mungkin suatu hari tak hanya garam yang langka, namun juga gula, atau bahkan krisis air bersih.

Tentu akan terasa konyol jika sampai hal seperi itu bisa terjadi mengingat Indonesia memiliki hampir segalanya untuk dapat diolah secara optimal.

Contoh Kalimat Opini Dalam Iklan

via pinterest.com

Iklan selalu berusaha merayu publik untuk membeli produk yang diiklankan.

Sementara ini, ada empat jenis cara untuk menyebarkan iklan, yakni melalui media cetak, media radio, media televisi, dan media internet.

Jika dilihat dari bentuknya, terdapat tiga macam iklan, yakni iklan dengan gambar dan kata-kata (visual), iklan dengan konten suara (audio), dan iklan dengan kombinasi audio dan visual (vidio).

Iklan yang paling efektif sampai saat ini adalah iklan yang ditayangkan melalui televisi. Dengan menggunakan model tertentu, pengambilan gambar tertentu, serta fakta dan opini tertentu atas produk yang di tawarkan, iklan tersebut bekerja untuk mempengaruhi pikiran pemirsa agar menggunakan produk yang ditawarkan.

Fakta dan opini dalam iklan sangat penting posisinya. Terlebih, jika kalimat opini tersebut diucapkan oleh bintang iklan beserta visualnya.

Fakta dalam iklan adalah penjelasan tentang seluk beluk produk yang diiklankan yang meliputi kemasan produk, bahan produk, kandungan dalam produk itu, harga, dan lain sebagainya.

Sementara opini dalam iklan adalah slogan atau ajakan untuk menggunakan produk yang diiklankan tersebut karena kualitas dan manfaatnya.

Sementara itu, fakta kualitas dan manfaat suatu produk belum tentu seperti apa yang dikatakan dalam iklan.

Berikut ini merupakan beberapa contoh kalimat opini dalam iklan:

  1. Pakai Clear, melawan ketombe, melawan rontok!
  2. Mei Sedap, Jelas terasa sedapnya.
  3. Kapal Api, Jelas lebih enak.
  4. Sarimi, Sarimi, sari aromanya terbayang kelezatannya
  5. Alfamart, Belanja Puas Harga Pas
  6. OLX.co.id Cara Tepat Jual Cepat
  7. Speedy, Speed that you can trust
  8. Gudang Garam, Pria Punya Selera
  9. BCA, Senantiasa Di Sisi Anda
  10. Kispray, Pilihan Istri Cerdas
  11. Apapun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro
  12. Pegadaian, Mengatasi Masalah Tanpa Masalah
  13. Antangin JRG, wes ewes ewes, Bablas Angine
  14. Yamaha, Semakin Terdepan
  15. Smartfren, Anti lelet
  16. Teh Pucuk harum, Rasa Teh Terbaik Ada Di Pucuknya
  17. Tokobagus.com Jual Beli Bagus
  18. Magnum, For Pleasure Seekers
  19. Mio, Semakin Cepat Semakin Irit
  20. Relaxa Permen Wangi Penyegar Mulut
  21. Roma Kelapa, Gurihnya Kelapa Asli Hangatkan Suasana
  22. Roma Malkist Coklat, Double Coklatnya Double Enaknya

Teks Editorial Kesehatan

via twitter.com

Contoh teks editorial dibawah ini membahas tentang kesehatan.

Pernyataan Pendapat

Tubuh yang sehat merupakan anugerah yang mahal harganya.

Tentu setiap orang tidak pernah berharap akan datangnya penyakit yang menyerang tubuh, namun tak seorangpun juga bisa menolak bilamana tiba-tiba tubuh sakit baik yang disebabkan oleh penyakit tertentu ataupun karena kecelakaan.

Meski demikian, setidaknya kita semua bisa berusaha untuk mempertahankan tubuh agar tetap sehat dengan cara meminimalisir cara hidup yang beresiko menyebabkan penyakit, atau dengan cara lain, dengan menggunakan pola hidup sehat.

Argumentasi

Ada beberapa faktor yang membuat tubuh menjadi rentan terhadap penyakit, diantaranya adalah terlalu capek, stress, mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi, mengkonsumi alkohol, obat-obatan terlarang, merokok, atau hidup di lingkungan yang tidak sehat serta banyak mengandung polusi.

Ketika dalam keadaan sehat, kita semua biasanya cenderung untuk menyepelekan hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit.

Kita juga kerap melupakan untuk melindungi tubuh dengan mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung berbagai jenis asupan gizi pokok yang dibutuhkan oleh tubuh.

Kebutuhan makanan dasar yang diperlukan oleh tubuh setiap harinya adalah karbohidrat, protein, lemak, serat, air, serta berbagai jenis vitamin dan mineral seperti vitamin A, C, D, E, K, B1, B2, B3, B5, B6, folat, B12, biotin, dan kolin.

Tak hanya itu, tubuh juga membutuhkan asupan mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, mangan, tembaga, kromium besi, iodium, seng, selenium dan fluor yang semuanya ini bisa diperoleh dengan cara makan makanan pokok 4 sehat (misalnya; nasi, sayur, lauk pauk, dan buah) setidaknya 3 kali dalam sehari, yakni pagi, siang, dan malam.

Tentunya tiap umur dan jenis kelamin membutuhkan jumlah nutrisi yang berbeda. Namun secara alami, perut bisa digunakan sebagai alat ukur kebutuhan jumlah nutrisi yang dikonsumsi.

Jika perut merasa masih lapar maka jumlah makanan harus ditambah, sebaliknya jika perut sudah terasa kenyang jangan menambah jumlah makanan yang kita makan meskipun kita ingin memakannya karena rasanya enak karena hal itu justru akan menimbulkan masalah dalam tubuh.

Selain dari makanan, agar tubuh tetap sehat maka tubuh harus dibiasakan untuk olah raga secara teratur atau tubuh melakukan aktivitas fisik tertentu yang bersifat menimbulkan rasa lelah dan menghasilkan keringat.

Jika tubuh tidak beraktivitas demikian setiap harinya, justru tubuh akan menjadi lemah dan rentan terhadap penyakit.

Sebaliknya, jika tubuh terlalu lelah karena aktivitas berat serta kurang istirahat maka tubuh akan mudah terserang penyakit karena daya tahannya sedang melemah.

Untuk itu, tubuh harus dalam keadaan seimbang dan hanya kita sendiri yang mampu merasakan dan mengetahui kondisi tubuh masing-masing.

Hal ini terkesan mudah dan sepele, akan tetapi dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan tuntutan hidup, pekerjaan, dan lain-lain sehingga kita tak sempat memperhatikan keseimbangan tubuh kita.

Di samping itu, aktivitas hidup kita semua di zaman sekarang ini pasti bersinggungan dengan polusi. Orang-orang pada zaman dahulu mungkin bisa hidup sehat hanya dengan makanan sederhana. Namun manusia jaman sekarang lain.

Makanan pokok sederhana seolah-olah tak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh ditengah-tengah kehidupan yang penuh dengan polusi dan radikal bebas.

Akibatnya, tubuh menjadi cepat lelah serta gampang terserang penyakit mulai dari flu ringan hingga kanker stadium 4. Inilah yang menjadi momok dan penghalang kita semua untuk selalu sehat.

Karena itulah kebutuhan dan persoalan tubuh di zaman sekarang seolah menjadi semakin kompleks. Memang pada dasarnya tubuh cukup diberi asupan gizi dari makanan pokok sederhana sebagaimana makanan yang dikonsumsi oleh manusia zaman dahulu.

Namun pertanyaannya, bagaimana kita bisa memperoleh makanan tersebut di zaman sekarang yang penuh dengan variasi makanan serta jebakan makanan tak sehat dengan kemasan istimewa?

Kita berhadapan dengan berbagai jenis olahan makanan yang terasa nikmat meski belum tentu sehat karena dibalik bentuk visualnya yang menggiurkan, kita tak pernah benar-benar tahu bagaimana makanan tersebut diolah.

Jangankan makanan olahan, buah-buahan dan sayuran segarpun tak jarang masih menyimpan pestisida berbahaya.

Dari sinilah barangkali kita bisa membayangkan dari mana asalnya berbagai jenis penyakit baru serta penyakit berat yang menjadi problem dalam masyarakat.

Berbagai jenis penyakit terus menerus berevolusi seiring dengan revolusi medis yang terus menerus diupayakan untuk menanggulangi penyakit-penyakit tersebut.

Kok di zaman dahulu penyakit tidak seperti sekarang ya? Lantas apa dan bagaimana yang semestinya kita lakukan untuk hidup sehat di zaman sekarang ini?

Ada beberapa hal sederhana yang bisa kita terapkan untuk hidup sehat di zaman sekarang ini, yakni pertama-tama dengan cara mulai belajar menghitung jenis aktivitas kita semua dan jumlah makanan yang sekiranya dibutuhkan, kedua adalah hidup tenang, rileks dan jangan menjadi paranoid dalam masalah kesehatan.

Orang yang terlalu khawatir akan peyakit justru akan mudah terserang penyakit.

Ketiga, menghindari terlalu sering berwisata kuliner. Makanlah makanan yang kamu butuhkan, bukan yang kamu inginkan. Minum air yang cukup, istirahat cukup, dan olah raga cukup.

Selain tentang makanan, tentu ada hal lain yang tak kalah penting untuk menjaga kesehatan tubuh, yakni lebih mengedepankan cinta, kasih sayang dan hal-hal yang positif ketimbang marah, dengki, cemas dan hal-hal yang bersifat negatif lainnya.

Satu hal lagi, sempatkan untuk berekreasi di tempat-tempat yang menenangkan seperti misalnya di wisata alam karena dengan cara inilah energi positif dalam tubuh terus menerus diperbaharui.

Pernyataan Ulang Pendapat

Tidak ada seorangpun yang berharap akan mendapatkan sakit. Namun sekali lagi, sangat jarang pula orang yang sadar dan mau untuk berusaha hidup dengan menggunakan pola hidup sehat dan seimbang.

Hidup sehat bukanlah hal yang mudah sekaligus hal sulit untuk diperoleh. Hidup sehat bisa didapat dengan resep hidup cukup, sebagaimana kata pepatah, lakukan segala sesuatu secukupnya, jangan kurang dan jangan berlebihan.

Sharing is Caring

«


KATEGORI

Copyright © 2024 HelferPhotoContact / Privacy Policy / Copyright / Cookie / Term of Service