HelferPhoto

Kumpulan Materi Pelajaran

5 Contoh Cerita Anekdot Lengkap Beserta Analisis dan Penjelasannya

September 2, 2017

CONTOH CERITA ANEKDOT - Artikel ini tak hanya menjelaskan soal anekdot tetapi juga memberikan contoh cerita anekdot terbaru dan terkini yang disertai dengan analisis strukturnya serta ulasan singkat yang tentunya bisa berguna sebagai teman belajar sekaligus hiburan buatmu.

Simak 5 contoh cerita anekdot terkini beserta ulasannya selengkapnya di artikel ini.

Pengertian Cerita Anekdot

Sebelum langsung menuju contoh cerita anekdot terkini, aku ingin memberikan sedikit pengantar agar teman-teman tidak kebingungan membaca contoh-contoh cerita anekdot beserta pembahasannya.

Secara umum cerita anekdot bisa dipahami sebagai cerita singkat (sangat singkat atau sedikit panjang namun masih bisa dikategorikan sebagai cerita singkat) yang menarik dan dibuat berdasarkan peristiwa nyata.

Cerita anekdot seringkali dimaknai sebagai sindiran atau kritikan yang ditujukan pada pihak tertentu. Tentu saja kritikan atau sindiran ini dibuat atas peristiwa yang sedang terjadi (pastinya peristiwa yang patut dikritik atau disindir agar tidak terjadi lagi).

Tak jarang cerita anekdot ini mengkritik tokoh-tokoh tertentu atau institusi tertentu sehingga tema-tema yang sering muncul dalam teks-teks anekdot adalah tentang politik, hukum, pendidikan, kebudayaan yang berkenaan dengan tokoh-tokoh politik, instansi layanan public, sekolah hingga departemen-departemen di pemerintahan.

Namun cerita anekdot tidak sebatas atau melulu tentang kritik kok teman-teman; ada juga cerita anekdot yang membahas pengalaman menarik atau kisah hidup seseorang yang kiranya dengan dibuat anekdot cerita tersebut akan menginspirasi banyak orang.

Selain cenderung dimaknai sebagai teks sindiran atau kritik, teks anekdot juga cenderung dikenal sebagai teks yang bersifat lucu (namun bukan teks humor lho).

Namun demikian, teks anekdot bisa juga berisi cerita sedih lho atau sekedar teks menarik yang mengispirasi banyak orang.

Nah, teman-teman, contoh-contoh berikut ini akan disertai juga dengan analisis struktur dan ulasan singkat mengenai konten dan latar belakang dari teks tersebut.

Analisis struktur akan langsung ditempatkan pada badan teks anekdot sehingga kamu bisa lebih mudah mengidentifikasi bagian-bagian dari teks tersebut yang meliputi abstraksi (pendahuluan), orientasi (pendalaman dari pendahuluan), krisis (bagian yang paling menarik atau tegang atau dijadikan poin utama dalam teks tersebut), dan koda (penutup teks yang kadang-kadang bisa berisi gong atau puncak cerita).

Tanpa berpanjang lebar lagi, inilah contoh-contoh cerita anekdot terbaru yang disertai dengan analisisnya. Selamat membaca!

Contoh #1 Cerita Anekdot Pendidikan Terbaru

pinterest.com

Abstraksi:

Di sebuah kampus swasta di kota pelajar, seorang mahasiswa semester 7 mulai menyesali keputusannya untuk kuliah di jurusan sastra inggris karena ia merasa tidak banyak mendapatkan pelajaran tentang sastra seperti yang dulu ia bayangkan.

Di jurusan tersebut, ia dan semua mahasiswanya justru malah mendapatkan paket mata kuliah linguistic dalam porsi besar sehingga jika mahasiswa jurusan sastra inggris di kampus itu di tanyai soal sastra, mereka hanya senyam-senyum sambil berkata “Capek deh…”.

Orientasi:

Nama mahasiswa itu adalah Joni. Ia adalah pemikir kelas berat, idealis, dan suka protes bila melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan idealnya.

Salah satu hal besar yang ia protes (dan tanpa hasil tentunya) adalah kebijakan fakultasnya, khususnya di prodi sastra inggris.

Ia sangat kesal lantaran hanya mendapatkan sedikit saja teori tentang sastra dibandingkan linguistik yang jumlahnya seabrek-abrek dan banyak memakan porsi SKS.

Yang lebih disesalkan Joni adalah karena ia baru menyadari hal itu ketika ia sudah menginjak semester 7 (pada saat itu ia tertatih-tatih mulai menyusun proposal skripsi lantaran kurang memahami teori sastra sementara objek penelitiannya adalah karya sastra) dan rasanya itu seperti jengkel-jengkel gimana gitu karena kalau mau keluar kuliah ya sayang sekali, tapi kalau mau protes kok ya nggak mempan.

Lantas suatu hari ia menulis surat terbuka yang ia tempel di papan pengumuman. Demikian isi suratnya:

Krisis:

Halo teman-teman keluarga besar sastra inggris! Aku ingin curhat nih.

Jadi kawan-kawanku semua, sampai dititik ini aku merasa tertipu. Mungkin tidak sepenuhnya begitu karena aku tidak tahu saja bahwa ternyata kuliah di sini, di jurusan ini yang berbunyi sastra inggris rasanya seperti kuliah di jurusan ilmu bahasa inggris.

Yup, buat kalian-kalian yang tujuannya ingin pinter bahasa inggris, mungkin kuliah di sini nggak rugi-rugi amat karena selain sedikit lebih baik dari kursus bahasa inggris, kuliah di sini dapat ijazah yang masih kuat mitosnya.

Kalian kuliah di sini gara-gara kabar burung bahwa jurusan sastra inggris di kampus ini merupakan yang terbaik se Asia Tenggara bukan? Sayang sekali hal ini hanya mitos.

Adakah diantara kita semua yang pintar sastra? Adakah dosen-dosen kita yang menjadi sastrawan? Adakah dosen-dosen kita ada yang menjadi kritikus sastra dan turut aktif terlibat dalam diskusi-diskusi sastra? Berapa banyak kakak-kakak alumni kita yang menjadi sastrawan? Sayang sekali tidak ada atau setidaknya nama dan almamaternya tak dikenali dilingkungan sastra (kecuali di prodi ini).

Ah, kita barangkali cukup bangga dan sedikit pongah karena berstatus mahasiswa sastra inggris sambil sesekali ngobrol dengan sepatah dua patah bahasa inggris ketika sedang asik makan di warung.

Barangkali mall, bioskop, diskotik, dan film korea lebih seru jika dibandingkan dengan membaca karya sastra di perpustakaan, mungkin ikut festival dance dan boy band lebih asik jika dibandingkan dengan pentas baca puisi sehingga kita semua tidak peduli dengan hal ganjil ini.

Yup, mending nggak usah peduli karena kalau kebanyakan belajar sastra bisa susah cari kerja nantinya…dan nggak gaul! Mending kita belajar bahasa inggris biar bisa buat gaya-gayaan di jalan.

Ah, sudahlah. Ngomong apa aku ini…apapula aku ini? Aku hanya sebutir debu yang gagalpaham.

Salam sayang,

Joni

Setelah ia tempel surat itu di kampus, keesokan harinya Joni dipanggil oleh dekan sastra. Joni tau hal ini pasti terjadi dan memang inilah yang ia harapkan karena dengan begitu ia bisa menyampaikan protesnya langsung kepada kepala suku.

Dekan: Mas Joni, kemaren sore saya mendapatkan laporan dari beberapa dosen sastra inggris yang tampaknya agak tersinggung dengan surat terbuka yang Mas Joni tempelkan di papan pengumuman.

Sebagai dekan, ya bapak harus menanggapi kejadian ini. Namun demikian, bapak ingin mendengarkan dahulu keluhan-keluhan langsung dari Mas Joni sendiri.

Joni: Ya kurang lebih sama dengan yang saya tulis di surat itu pak. Intinya saya kecewa karena saya tidak terlalu banyak mempelajari yang saya inginkan sekaligus saya harapkan dari prodi ini pak.

Saya juga kecewa dengan hasil pendidikannya. Bapak tau sendiri kan mahasiswa sastra lebih tertarik pada hal-hal yang jauh dari kesusastraan.

Dekan: Bapak tidak menyanggah pendapatmu mas. Bapak tahu mas orangnya pintar. Tapi mestinya mas Joni juga memahami kondisi pendidikan kita sekarang ini.

Seandainya prodi ini dibuat seperti ideal mas Joni, lantas siapa yang mau kuliah di sini? Kalau yang kuliah cuma satu atau dua orang yang benar-benar suka sastra, maka prodi akan ditutup pemerintah mas.

Mending gini kan, banyak mahasiswanya entah mereka maunya apa sehingga satu atau dua orang mahasiswa yang suka sastra sungguhan tetap ada tempat untuk belajar sastra meski seperti ini. Tak hanya prodi kita kok mas, prodi lain juga begitu.

Banyak mahasiswa yang kuliah di jurusan apa tapi jadinya juga jauh dari yang ia pelajari di jurusannya.

Joni: Memang sih pak, tapi prosentasenya tidak sebesar jurusan sastra. Banyak anak ekonomi dan managemen yang kerjanya di perusahaan, anak pendidikan lulus jadi pengajar…lha ini, mana dengar ada mahasiswa sastra yang jadi sastrawan?

Yang ada itu malah jadi pengajar bahasa inggris di mana gitu, jadi Public relation, jadi HRD, kerja di hotel, kerja di kapal, aneh kan pak?

Mending prodi ini jangan pakai nama sastra inggris kalau nggak berani bikin ideal seperti itu…ya setidaknya mahasiswanya familiar dengan sastra lah, kerja bisa dimana saja tetapi semangat sastranya itu masih ada pak. Lha ini gimana kulturnya kok malah aneh?

Dekan: Sekali lagi hal ini tidak terjadi di sini mas, jurusan sastra atau bahkan sastra inggris di kampus lain juga demikian adanya.

Kebanyakan mahasiswa sastra juga maunya gitu. Kalau diberi banyak teori sastra juga malah banyak yang bolos kuliah kan? Lha kami harus bagaimana? Meskipun di sini banyak teori linguistic, bapak kira inilah pondasi sastra.

Bila bahasanya sudah bagus, maka soal sastra bisa belajar mandiri. Toh kebanyakan sastrawan besar justru tidak kuliah sastra mas…jadi mas Joni lalui saja kuliah ini dengan ikhlas.

Sudah semester 7 kan? Sayang kalau sampai dikeluarkan gara-gara hal kecil ini. Mas Joni kalau ilmu linguistiknya sudah bagus, pasti belajar sastra secara mandiri sudah mumpuni.

Universitas manapun tak ada yang sempurna mengajar sastra mas, tapi kehidupanlah yang akan melahirkan sastrawan. Asal mas Joni konsisten dengan kecintaannya atas sastra, maka mas Joni akan jadi sastrawan nantinya.

Koda:

Begitulah, kalimat sederhana dosennya membuat hati Joni lebih terbuka dalam menjalani kuliahnya. Namun tetap saja, ia merasa dibohongi dengan nama jurusan karena dulu ia tidak mencari tahu lebih lanjut tentang jurusan yang ia pilih.

# # # # #

Ulasan Singkat Contoh #1 Cerita Anekdot Pendidikan Terbaru

Cerita anekdot tersebut pasti tidak asing dengan kamu yang telah kuliah dan merasa salah jurusan atau malahan salah memilih kampus. Hal ini boleh dipastikan 70% terjadi atau dialami oleh semua mahasiswa.

Lho kok bisa ya? Tentu saja bisa. Hampir semua calon mahasiswa tidak benar-benar tahu dan memahami pilihan mereka untuk kuliah di universitas tertentu dan jurusan tertentu.

Bagaimana kita bisa tahu? lha wong di SMA saja nggak ada mata pelajaran pengantar masuk perguruan tinggi kok.

Sehingga, kita bisa sedikit memahami fenomena mahasiswa yang lulus dan mendapatkan pekerjaan yang jauh dari yang ia pelajari selama kuliah.

So, buat kamu yang saat ini merasa menempuh hidup yang jauh dari jalur pendidikan ya nggak usah diambil pusing.
Jalani aja guys; kuliah boleh dianggap sebagai refresing kok. Kembali pada anekdot tersebut, kira-kira apa ya yang menjadi poin pentingnya?

Menurutku, anekdot tersebut mengingatkan betapa pentingnya mengetahui secara jelas terlebih dahulu sebelum kita mulai kuliah; telusuri mata kuliah yang ditawarkan, cari tahu pengertian atau gambaran dari mata kuliah yang ditawarkan, cari tahu peluang karir dari kuliah di jurusan tersebut, tanya-tanya pada yang sudah dan sedang kuliah di jurusan tersebut, pilih universitas yang (kalau bisa) terakreditasi A untuk jurusan tersebut, dan lain sebagainya.

Jadi, jangan hanya daftar saja guys! Cari tahu sebelum menyesal di tengah jalan.

Contoh #2 Cerita Anekdot Hukum Terbaru

pinterest.com

Abstraksi:

Hari ini merupakan sidang ke 10 dari seluruh rangkaian sidang yang harus ia lalui. Ia disidang lantaran salah ngomong di depan public dan kebetulan omongannya ini terekam dan diunggah di dunia maya sehingga ada saja pihak-pihak yang mengaku tersinggung dengan omongan orang ini dan melaporkannya ke polisi atas tuduhan menyakiti perasaan warga dengan omongannya.

Orientasi:

Pada sidang kali ini, rencananya empat saksi akan dihadirkan. Keempat-empatnya merupakan saksi ahli dari pihak penuntut dan keempat-empatnya merupakan warga dari pulau sebelah; bukan warga dari daerah tempat si terdakwa ini salah ngomong.

Namun sayangnya hanya dua saksi yang bersedia hadir. Hal ini telah terjadi beberapa kali dalam sidang-sidang sebelumnya.

Pada saat sidang dimulai, jaksa pembela menanyai para saksi satu persatu.

Krisis:

Jaksa Pembela: apakah menurut anda, omongan terdakwa ini menyakiti hati saudara?

Saksi 1: Benar.

Jaksa Pembela: Seperti apa sakitnya?

Saksi 1: Seperti ditusuk jarum. Sakitnya tuh di sini (sambil menepuk dada).

Jaksa Pembela: Sampai sekarang masih sakit?

Saksi 1: Masih (tiba-tiba langsung mengelus-elus dada)

Jaksa Pembela: Menurut anda omogan bagian mana dari terdakwa ini yang membuat anda sakit hati?

Saksi 1: Ketika beliau bilang kepada publik agar tidak mau dibohongi sama ‘sms tolong isiin pulsa aku dong!’

Jaksa Pembela: Publik mana yang anda maksud?

Saksi 1: Ya semua orang yang lihat video itu.

Jaksa Pembela: Anda lihat video itu sampai tuntas?

Saksi 1: Tidak

Jaksa Pembela: Lalu bagaimana saudara bisa tahu dan sakit hati?

Saksi 1: Saya dapat kabar dari teman saya di sini.

Jaksa Pembela: Kenapa anda sakit dengan ucapan terdakwa?

Saksi 1: Nggak tahu sih, ya sakit aja gitu, soalnya aku sering minta pulsa.

Jaksa Pembela: Baik, pertanyaan saya selesai.

Lalu saksi 1 turun dan digantikan dengan saksi 2. Jaksa pembela kembali menanyai saksi 2.

Jaksa Pembela: Apakah menurut anda, omongan terdakwa ini menyakiti hati saudara?

Saksi 2: Benar.

Jaksa Pembela: Seperti apa sih sakitnya?

Saksi 2: Seperti nginjak duri. Sakit banget. Sakitnya tuh di sini (sambil nunjukin jempol kakinya)

Jaksa Pembela: Masih sakit sampai sekarang?

Saksi 2: Masih (sambil mengelus-elus jempol kakinya)

Jaksa Pembela: Kira-kira omongan yang mana ya dari terdakwa ini yang membuat anda sakit?

Saksi 2: Sewaktu beliau bilang ke public agar tidak mau dibohongi sama ‘sms papa minta pulsa.’

Jaksa Pembela: Publik mana yang anda maksud?

Saksi 2: Semua orang.

Jaksa Pembela: semua orang lalu sakit seperti yang anda alami?

Saksi 2: Iya.

Jaksa Pembela: Bagaimana anda tahu kalau semua orang mengalami sakit seperti yang anda alami?

Saksi 2: Saya tahu dari teman saya.

Jaksa Pembela: Lalu bagaimana anda tahu soal perkataan terdakwa ini?

Saksi 2: Kan ada vidionya?

Jaksa Pembela: Anda melihat vidionya sampai tuntas?

Saksi 2: Tidak.

Jaksa Pembela: Lalu bagaimana anda bisa tahu?

Saksi 2: Ya saya tahu dari teman saya.

Jaksa pembela: Kenapa anda sakit dengan ucapan terdakwa?

Saksi 2: Ya sakit lah, itu menyinggung saya karena setiap hari saya minta pulsa!

Jaksa Pembela: Baiklah, pertanyaan saya habis.

Lalu saksi turun. Jaksa Pembela kemudia menguraikan pembelaannya kepada hakim.

Jaksa Pembela: Yang Mulia. Dari penjelasan para saksi tersebut, kami menyimpulkan bahwa para saksi tersebut merupakan saksi palsu yang memberikan keterangan palsu.

Sebagaimana kita telah tahu, bahwa omongan yang dituntutkan kepada terdakwa bukan seperti itu, tetapi adalah kalimat ketika beliau bilang ke publik agar berhati-hati dan jangan sampai tertipu dengan sms palsu seperti sms yang bunyinya “Plsa mama hbs nih, dompet ketinggalan. mama td pnjm hp orang buat tlpn. tlg dong isi plsa 15 rb aja dnmr ini ya”.

Hakim: Teruskan!

Jaksa Pembela: Dan kami masih heran Yang Mulia, kenapa himbauan baik seperti itu dianggap kejahatan sehingga klien kami ini menjadi terdakwa?

Koda:

Hakim: hmm…buru-buru pengen tahu jawabannya nggak? Kalau nggak buru-buru saya mau tanya pak Jokowi sama Kapolri dulu lewat Twiter…

# # # # #

Ulasan Singkat Contoh #2 Cerita Anekdot Hukum Terbaru

Anedot tersebut boleh dibilang sebagai parody atas sidang kasus penistaan agama yang sangat fenomenal hingga saat ini.

Konon dan banyak yang menilai bahwa kasus tersebut merupakan kasus yang sangat berbau dan berlatar belakang politik yang tujuannya jelas yakni untuk menjatuhkan terdakwa agar tak lagi menjabat sebagai gubernur.

Kenapa kok parodi yak? Karena, kalau kita lihat isi teksnya, kita akan menemukan banyak sekali plesetan terutama kasus utama dan pengakuan saksi penuntut.

Contoh #3 Cerita Anekdot Politik Terbaru

pinterest.com

Abstraksi:

KPU mengundang para cagub dan cawagub untuk rapat pleno pada pukul 7 malam. Tepat pukul 7, pasangan cagub dan cawagub nomor urut 2 sudah menunggu di ruang rapat.

Sementara itu, diluar gedung, panitia serta undangan lain masih pada asik nongkrong di angkringan makan gorengan sambil minum teh hangat. Maklum, waktu itu sedang gerimis dan dingin.

Orientasi:

Setengah jam sudah berlalu dan akhirnya rombongan paslon nomor urut 2 mulai resah dan menyerah; mereka meninggalkan ruang rapat dan bergegas pulang.

Kejadian itu cukup membuat heboh dan akhirnya media masa mewawancarai paslon nomor urut 2.

Krisis:

Wartawan: Kenapa kok bapak memilih untuk walk out?

Cagub No 2: Ya ngapain kami nunggu lama nggak jelas. Mendingan pulang!

Wartawan: Apa bapak nggak takut kalau kejadian ini bisa menurunkan kredibilitas anda?

Cagub no 2: Mana mungkin. Rakyat nggak buta kok mas, kami berusaha tepat waktu dan ini menandakan komitmen kami untuk bekerja pada rakyat. Mengurusi rakyat itu nggak boleh santai mas.

Rapat pleno ini bukan semata-mata untuk kepentingan kami, tapi kepentingan rakyat yang seharusnya nggak boleh molor. Kami pergi itu merupakan cara kami untuk menegur panitia. Kerja kok kayak gitu mutunya.

Wartawan: Tapi kan kata panitia, mereka tidak melihat bapak di ruang rapat?

Cagub no 2: Anda melihat saya tepat waktu kan? Di gedung ini banyak orang, nggak mungkin orang setenar saya tidak diketahui kedatangannya.

Wartawan: Kenapa bapak tidak memanggil panitia dan tamu undangan lain yang makan di angkringan?

Cagub No 2: Lho? Ngapain? Kalau undangannya bertempat di angkringan ya saya datangnya di angkringan. Harusnya panitia juga nunggu di dalam gedung dong, bukan diangkringan. Saya aja nunggu di dalam gedung kok!

Wartawan: Seandainya anda kemudian dianggap menyinggung panitia dan lawan politik anda lalu mereka menyulitkan anda, apa yang anda lakukan?

Cagub No 2: Ya pasrah aja mas. Saya kerja untuk rakyat. Kalau rakyat tidak puas dan tidak memilih saya ya nggak apa-apa, berarti saya nggak bagus, kalau mereka menyulitkan saya ya sudah.

Saya ini apa lah mas, hidup saya selalu sulit. Paling nanti ujung-ujungnya saya kalah sidang dan dipenjara 8 bulan. Nggak jadi gubernur. Saya nggak rugi kok. Kalau saya mau, saya tinggal pindah kewarganegaraan dan jadi gubernur di negara lain. Gini-gini saya bertaraf internasional mas, laku keras di luar negri.

Lantas wartawan ini berbalik arah menemui ketua panitia untuk mewawancarainya.

Wartawan: Apa pendapat bapak tentang kejadian ini tadi?

Ketua Panitia: Wah, ini salah paham mas, miskomunikasi. Saya tadi udah pesenin teh anget, kopi sama gorengan buat timnya paslon nomor 2.

Ya enaknya kan sebelum rapat ngopi-ngopi dulu biar nggak salah paham. Nah gini kan akibatnya kalau nggak ngopi dulu. Salah paham deh.

Wartawan: Tapi kan acaranya ini rapat pleno pak, bukan nongkrong diangkringan?

Koda:

Ketua Panitia: Ah, biasanya kami juga nongkrong dulu kok mas sebelum rapat. Lagian lebay ah, telat 30 menit aja ngambeg. Mendingan kami mas, kalau rapat DPR bisa molor dua hari.

# # # # #

Ulasan Singkat Contoh #3 Cerita Anekdot Politik Terbaru

Anekdot tersebut berpijak pada fenomena politik yang baru saja terjadi dan menarik perhatian public karena ulah si paslon cagub-cawagub Jakarta no 2 yang walkout karena menilai kerja KPU tidak professional.

Walkout tersebut tentunya terbaca sebagai bentuk protes sekaligus teguran kepada para pejabat agar serius dan disiplin dalam mengemban amanat rakyat melalui tugas-tugasnya dalam menjalankan perintah negara.

Anekdot tersebut secara eksplisit menyindir para panitia KPU. Namun pada koda dari anekdot tersebut, ternyata DPR sekali lagi kena sindir dalam hal molor rapat.

Contoh #4 Cerita Anekdot Layanan Publik Terbaru

pinterest.com

Abstraksi:

Di sebuah rumah sakit elit, poli bedah plastic, seorang pasien komplain ke dokternya yang salah memberingan penanganan kepadanya.

Orientasi:

Pasien: Dokter, kenapa wajah saya menjadi seperti ini setelah dioperasi?

Dokter: Lho kan mbak mintanya dibeginiin…

Krisis:

Pasien: Ya iya, tapi kan saya mintanya wajah saya ganti jadi kayak wajah Agnes Monica, kok ini wajah saya mlah jadi kayak banci?!!!!

Dokter: Kemarin saya sudah menjelaskan berbagai macam resiko dari operasi ini termasuk kegagalan yang mungkin terjadi. Mbak sudah menandatanganinya.

Saya dan tim medis sudah berusaha semampu kami untuk mengubah wajah mbak menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut saya wajah mbak saat ini jauh lebih baik daripada sebelum operasi mbak…

Pasien: Dokter ini gimana malah menghina wajah saya yang dulu! Saya kan minta hidung saya dimancungin sedikit, bibir dibuat lebih tipis, mata lebih lebar, dan semua kulit menjadi kuning langsat.

Dokter: Gini mbak…maaf ya kalau saya berterus terang…susah lho mbak mengubah wajah yang teksturnya purba menjadi wajah yang kekinian.

Perlu biaya besar karena prosesnya nggak sekali jalan. Harus dioperasi berkali-kali hingga mendapatkan bentuk wajah yang diinginkan. Lha ini kan mbak masih satu kali jalan.

Bayangin mbak, dari wajah yang purba menjadi wajah yang agak kebanci-bancian ini butuh perjuangan keras lho. Lagian mbak kemarin pilih semua obat yang harganya paling murah, ya beda mbak hasilnya…maaf lho mbak, biar mbak tahu aja…

Pasien: Terus saya harus bagaimana dokter? Saya nggak mau wajah saya kayak gini…

Dokter: Masih mau kayak Agnes Monica?

Pasien: Mau dokter.

Dokter: Mau operasi 10 kali lagi dengan biaya sekitar 3-5 milyar?

Pasien: Gila! Saya harus bayar pakai apa dokter?

Dokter: Ya kalau mau cantik itu mahal mbak…

Pasien: Ada nggak yang cantik tapi lebih murah sedikit?

Dokter: Kebetulan ada. Gratis. Teman saya yang sedang proyek penelitian dan butuh relawan. Itu kalau mbak mau dan mau menanggung segala resikonya.

Pasien: Bolehlah, daripada wajah begini…mau mati rasanya dokter…tapi nanti wajah saya jadi secantik apa dok kalau gratis?

Dokter: Yang gratis ya jadi kayak Syahrini…

Pasien: What? Oke…baiklah dokter…ee…ada pilihan lain?

Dokter: Pilihannya ya cuma itu sama wajah mbak yang sekarang karena temanku hanya bisa dua model itu saja…

Pasien: Lho brarti ini kemarin bukan dokter yang ngoperasi?

Dokter: ….eee…bb…bukan mbak…saya oper ke teman saya…

Koda:

Pasien: Dokter Kadal Jahanam!!!!!

# # # # #

Ulasan Singkat Contoh #4 Cerita Anekdot Layanan Publik Terbaru

Cantik memang menjadi dambaan para wanita. Namun entah kenapa tidak semua wanita menganggap anugerah yang dikaruniakan padanya sejak lahir merupakan kecantikan yang patut diperjuangkan sehingga salon hingga rumah sakit kecantikan selalu laris manis.

Kecantikan memang mahal harganya, entah cantik yang seperti apa; namun ada saja orang yang mau keluar duit banyak hanya untuk mendapatkan wajah dengan bentuk tertentu melalui operasi plastic. Sebagian berhasil dan sebagia kecewa lantaran tidak mendapatkan seperti yang ia harapkan.

Teks anekdot tersebut menyindir wanita-wanita yang tidak bersyukur dengan pemberian tuhan atas kecantikan yang diberikan pada mereka.

Contoh #5 Cerita Anekdot Lingkungan Sekolah Terbaru

pinterest.com

Abstraksi:

Suatu hari di sekolah, Arman ketahuan mengintip kamar mandi perempuan. Sialnya, ia kepergok. Sialnya lagi, yang sedang ia intip adalah seorang guru perempuan yang menggunakan kamar mandi siswa karena saking kebelet.

Namun sesial-sialnya Armani a sedikit beruntung karena guru yang ia intip kebetulan adalah guru termuda dan tercantik di sekolah.

Orientasi:

Tentu saja bu guru marah besar dan malu karena perbuatan Arman. Lalu bu guru menyuruh Arman untuk pergi ke ruang BK. Bu guru itu dan petugas BK di sekolah itupun memarahi Arman.

Krisis:

Guru BK: Ya ampun Arman. Kemarin kamu ketahuan merokok. Minggu lalu kamu ketahuan membolos. Minggu sebelumnya kamu berkelahi dan sekarang kamu ketahuan ngintip bu Susi. Mau jadi apa sih kamu ini kok nggak jera-jera kena hukuman.

Bu Susi: Arman, saya sangat kecewa dengan perbuatanmu hari ini dan kamu harus mendapatkan hukuman!

Arman diam saja sambil senyum-senyum

Guru BK: Kamu ini malah senyum-senyum! Minta hukuman apa lagi kamu sekarang!

Arman: Hukuman yang adil pak!

Guru BK: Adil bagaimana?!

Arman: Kemarin saya ketahuan merokok lantas bapak menyuruh saya merokok sepuluh batang sekaligus di ruangan ini sampai bibir saya panas.

Guru BK: Lalu kamu minta dihukum apa?

Arman: Ya biar adil…jika kemarin saya ketahuan merokok dan diberi hukuman merokok 10 batang sekaligus, lalu saya jera, maka biar sekarang saya jera, ada baiknya hukumannya disamakan pak…

Guru BK: Mau merokok 10 batang lagi?

Arman: Bukan pak…kan saya nggak ketahuan merokok…

Guru BK: Lalu?

Arman: Kan saya ketahuan mengintip…

Guru BK: Lalu?

Koda:

Arman: Kalau boleh saya dihukum mengintip 10 kali lagi biar jera pak….

# # # # #

Ulasan Singkat Contoh #5 Cerita Anekdot Lingkungan Sekolah Terbaru

Apakah hukuman fisik bisa bikin jera? Mungkin iya mungkin tidak.

Tetapi, hukuman fisik selalu meninggalkan pengalaman traumatis yang justru tidak memperbaiki kepribadian siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu, siswa nakal di sekolah akan tetap nakal meski diberi hukuman fisik berkali-kali.

Teks anekdot tersebut mengingatkan akan pentingnya jenis hukuman yang bisa diberikan kepada siswa nakal agar siswa tersebut berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Sekolah memiliki klinik kecil yang disebut sebagai ruang BK atau bimbingan konseling.

Semestinya, praktek yang bisa dilakukan adalah dialektika yang dilakukan oleh guru pembimbing konseling dengan siswa yang melakukan kesalahan, namun yang terjadi adalah melulu hukuman fisik (barangkali karena pembimbing ini belum mendapatkan bimbingan untuk membimbing siswa secara dialektika) karena sang guru mungkin malas atau kurang refrensi.

Sharing is Caring

«


KATEGORI

Copyright © 2024 HelferPhotoContact / Privacy Policy / Copyright / Cookie / Term of Service